Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Transaksi Digital di Jakarta Tembus Rp2,2 Miliar hingga Juni 2025, Meningkat 180%

Transaksi digital di Jakarta mencapai Rp2,2 miliar pada Juni 2025, naik 180% dari tahun lalu, didominasi UMKM. Jakarta Selatan memimpin, diikuti wilayah lain.
Pelanggan membayar minuman via transaksi digital menggunakan fitur QRIS di salah satu kedai kopi, Jakarta, Jumat (21/7/2023). Pada tahun ini, Bank Indonesia menargetkan 45 juta pengguna QRIS. JIBI/Bisnis/Himawan L Nugraha
Pelanggan membayar minuman via transaksi digital menggunakan fitur QRIS di salah satu kedai kopi, Jakarta, Jumat (21/7/2023). Pada tahun ini, Bank Indonesia menargetkan 45 juta pengguna QRIS. JIBI/Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.comJAKARTA — Jumlah transaksi digital di Daerah Khusus Jakarta hingga Juni 2025 tercatat mencapai Rp2,2 miliar, melonjak lebih dari 180%  dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jakarta, Ricky Perdana Gozali menuturkan bahwa jumlah transaksi digital paling banyak di sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

“Di Jakarta sekarang ada Rp2,2 miliar transaksi. Ini naik 180% lebih dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Jakarta luar biasa naiknya,” ujar Ricky saat menghadiri Lomba Digitalisasi Pasar di Pasar Mayestik, Jakarta Selatan, pada Senin (22/7/2025).

Dia kemudian menambahkan bahwa transaksi paling besar berada di wilayah Jakarta Selatan, yang kemudian disusul Jakarta Timur, Jakarta Pusat, Jakarta Barat, Jakarta Utara, dan Kepulauan Seribu.

Selain itu, penggunaan sistem pembayaran QRIS saat ini tercatat sekitar 6,2 juta penduduk Jakarta. 

"Itu berarti hampir setengah penduduk Jakarta sudah memakai digitalisasi. Tapi tentu masih harus kita tingkatkan,” kata Ricky.

Sebelumnya, Gubernur Jakarta Pramono Anung menyatakan bahwa percepatan digitalisasi transaksi dapat membantu menekan angka pencopetan dan praktik premanisme di ibu kota.

Dia berpendapat bahwa jika banyak warga yang melakukan transaksi digital maka peluang copet atau premanisme berkembang semakin kecil. 

"Kalau digitalisasi ini jalan, maka copet akan berkurang. Preman perlahan-lahan akan hilang. Sudah pasti, hukum alam," jelas Pramono dalam kesempatan tersebut. 

Lebih lanjut, mantan sekretaris kabinet (Seskab) tersebut juga mengatakan bahwa digitalisasi menciptakan sistem yang lebih transparan dan menghapus ruang abu-abu. Selain itu, digitalisasi juga dinilai dapat meningkatkan penerimaan Jakarta. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro