Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jakarta Alami 371 Kebakaran di Semester I/2025, Kerugian Rp200 Miliar

Jakarta alami 371 kebakaran di semester I/2025, rugi Rp200 miliar. Korsleting listrik jadi penyebab utama. BPBD imbau cek instalasi listrik berkala.
Pemadaman kebakaran Glodok Plaza, Tamansari, Jakarta Barat, masih berlangsung hingga Kamis (16/1/2025) pagi pukul 08.30 WIB. ANTARA/Risky Syukur
Pemadaman kebakaran Glodok Plaza, Tamansari, Jakarta Barat, masih berlangsung hingga Kamis (16/1/2025) pagi pukul 08.30 WIB. ANTARA/Risky Syukur

Bisnis.com, JAKARTA — Sebanyak 371 kasus kebakaran terjadi di wilayah Jakarta selama enam bulan pertama tahun 2025. Total kerugian akibat kejadian tersebut mencapai sekitar Rp200 miliar. 

Hal tersebut terungkap dalam data yang diperoleh Bisnis dari Pusat Data dan Informasi (Pusdatin) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jakarta untuk periode 1 Januari hingga 30 Juni 2025.

Jakarta Barat menjadi wilayah dengan jumlah kasus kebakaran tertinggi, yakni 119 kejadian. Disusul Jakarta Timur sebanyak 83 kasus, Jakarta Selatan 78 kasus, Jakarta Pusat 46 kasus, Jakarta Utara 44 kasus, dan Kepulauan Seribu 1 kasus.

Kepala Pelaksana BPBD Jakarta Isnawa Adji menyebutkan bahwa korsleting listrik masih menjadi penyebab dominan kebakaran di Ibu Kota.

"Salah satu yang kami temui karena arus pendek, setelah kami pelajari jadi instalasi listrik terutama pemukiman padat, itu kan usia kabel maksimal 20 tahun," ujar Isnawa dalam keterangan tertulis yang diterima Bisnis, Senin (21/7/2025).

Dia menjelaskan bahwa banyak rumah di Jakarta dibangun sejak era 1970-an sementara instalasi listrik tidak diremajakan.

"Harusnya tahun 90-an dilakukan pergantian instalasi listrik, terutama kabel di dalam. Kedua penggunaan alat elektronik ini mengalami perubahan yang besar dari tahun 80 atau 90-an ke tahun ini. Sekarang kontrakan kecil saja ada kipas angin ada charger dan lain-lain, dan penggunaan elektronik itu kadang tidak SNI," jelas Isnawa.

Isnawa menambahkan bahwa penggunaan listrik yang melebihi kapasitas, ditambah kondisi kabel yang sudah lapuk, kerap memicu terjadinya korsleting.

Senada dengan pernyataan tersebut, data Pusdatin BPBD mencatat bahwa sebanyak 233 kebakaran disebabkan oleh korsleting listrik. Jumlah ini menjadikannya penyebab terbanyak. Diikuti kebocoran gas dengan 55 kasus, dan puntung rokok dengan 10 kasus.

Kepala Pusdatin BPBD Jakarta Yohan mengimbau masyarakat agar memeriksa instalasi listrik secara berkala dan selalu menggunakan perangkat yang sesuai standar. 

“Jangan pakai kabel sembarangan. Pakai Perangkat Listrik Standar (SNI/Resmi), hindari colokan bertumpuk, Siapkan APAR di Rumah & Lingkungan Padat,” jelasnya kepada BisnisSenin (21/7/2025). 

Yohan juga mengingatkan warga untuk mencabut alat elektronik saat meninggalkan rumah. Pihak BPBD, lanjutnya, akan terus melakukan edukasi ke masyarakat.

“Kami dari BPBD bersama Dinas Gulkarmat terus melakukan edukasi ke wilayah rawan, dan apabila mengalami keadaan darurat, segera hubungi Jakarta Siaga 112, layanan darurat gratis 24 jam,” pungkasnya. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro