Bisnis.com, JAKARTA — Program Jakarta Fund yang digagas Gubernur Jakarta Pramono Anung belakangan terakhir berganti nama dengan sebutan Jakarta Collaborative Fund.
Staf Khusus Gubernur Jakarta, Yustinus Prastowo, membenarkan perubahan nama tersebut. Dia menegaskan pergantian nama bukan sekadar formalitas.
“Benar, perubahan nama menjadi Jakarta Collaborative Fund (JCF) bukan sekadar formalitas, namun mencerminkan pergeseran makna dan konsep yang fundamental. Penambahan kata Collaborative secara tegas menekankan pendekatan inklusif dan kemitraan strategis,” jelas Mantan Staf Khusus Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati kepada Bisnis, dikutip Senin (9/6/2025).
Pasalnya, dikatakan bahwa transformasi Jakarta pascastatus ibu kota negara menjadi kota global, yakni dengan target menjadi Top 20 Global City pada 2045 membutuhkan kolaborasi dari berbagai pihak.
“Ini adalah semangat co-investment, di mana pemerintah, sektor swasta, dan mitra internasional bersinergi untuk memastikan pembangunan perkotaan yang berkelanjutan dan berdampak besar bagi pertumbuhan Jakarta,” jelasnya.
Sebab demikian, Dia menuturkan inisiatif ini dirancang sebagai platform sinergi dan bukan semata-mata wadah pendanaan pemerintah.
Baca Juga
Sebagai informasi, sebelumnya, saat Bisnis melontarkan pertanyaan kepada Pramono mengenai Jakarta Fund, mantan sekretaris kabinet (seskab) tersebut menyebut dengan nama Jakarta Collaborative Fund, bukan lagi Jakarta Fund.
Program ini, menurut Pramono, merupakan salah satu prioritas utamanya, untuk menambah pendapatan Jakarta.
"[Jakarta Collaborative Fund] itu menjadi hal yang salah satu prioritas saya agar pendapatan Pemerintah Jakarta tidak hanya bergantung pada pajak, restribusi maupun dividen," jelas Pramono di SMK Miftahul Falah, Jakarta Selatan, Selasa (3/6/2025).
Lebih lanjut, Pramono menjelaskan bahwa Jakarta Collaborative Fund dirancang sebagai langkah awal untuk mempersiapkan Jakarta Global.
"Sehingga dengan demikian ini menjadi prioritas dalam pemerintahan saya," pungkasnya.