Bisnis.com, JAKARTA - Komisi B Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta bersama PT Food Station Tjipinang Jaya melakukan panen padi di areal persawahan Desa Kutajaya, Kecamatan Kutawaluya, Kabupaten Karawang, Jawa Barat.
Direktur Utama PT Food Station Tjipinang Jaya Pamrihadi Wiraryo mengatakan untuk memenuhi kebutuhan beras di Jakarta, pihaknya terus melakukan kolaborasi di hulu, termasuk di Karawang.
"Kami menjalin kerja sama kontrak farming dengan Koperasi Produsen Hurip Tani Mandiri dengan luas garapan sawah mencapai 500 hektare," ujarnya dalam keterangan resmi, Minggu (15/5/2022).
Pamrihadi menjelaskan PT Food Station Tjipinang Jaya akan terus lebih banyak membantu petani padi. Salah satu caranya dengan mengenalkan teknologi budi daya pertanian tanpa menggunakan pupuk berbahan kimia.
Menurutnya, Pemprov DKI akan mengoptimalkan penggunaan pupuk extragen dan komsah untuk petani yang menjadi mitra PT Food Station Tjipinang Jaya.
"Saya berharap dari penggunaan pupuk ini produktivitas pertanian akan meningkat dari lima ton per haktare menjadi tujuh sampai delapan ton per hektare," terangnya.
Dia mengatakan melalui penggunaan pupuk organik ini diharapkan kesuburan tanah akan lebih terjaga dan hasil panen bisa meningkat.
Pasalnya, kata dia, sebagian besar petani di Karawang masih menggunakan pupuk berbahan kimia. Selain itu, tanahnya juga sudah banyak mengering," ungkapnya.
Ia menambahkan, melalui kerja sama dengan PT Food Station Tjipinang Jaya, kelompok tani (poktan) akan mendapatkan kepastian pemasaran hasil panen.
"Poktan bisa memberikan garansi kepada para petani bahwa hasil panen pasti sudah ada yang membeli, ada off taker. Mereka juga bisa terhindar dari tengkulak yang mengandalkan sistem ijon sehingga petani tidak sejahtera," paparnya.
Ketua Komisi B DPRD DKI Jakarta Ismail menuturkan kolaborasi antara PT Food Station Tjipinang Jaya dengan petani di daerah penghasil, baik melalui kelompok tani (poktan) maupun koperasi sudah sangat baik.
"Saya menilai sudah sangat tepat upaya yang dilakukan Food Station dengan melakukan penguatan kerja sama di hulu, langsung ke petani di daerah penghasil," tuturnya.
Ismail menilai ada tiga poin utama yang menjadi fokus perhatian. Pertama, persiapan sebelum masa tanam. Kedua, proses penanaman untuk menghasilkan yang terbaik. Terakhir, proses pascapanen.
"Ketiga hal ini sudah dipraktikan sehingga Food Station mampu menjaga ketahanan pangan di DKI," jelasnya.
Salah satu permasalahan petani, lanjutnya, adalah ketika pascapanen dimana harga jual sangat rendah atau dipermainkan. Sehingga, mereka terpaksa menjual dengan harga apa adanya.
"Melalui kerja sama dengan Food Station bisa mengatasi persoalan ini karena ada jaminan pembelian dengan harga yang sesuai, tidak merugikan petani. Sehingga, mereka bisa semakin sejahtera,"
Sementara itu, Ketua Koperasi Produsen Hurip Tani Mandiri, Lutfi Lukmana mengaku sangat senang dengan adanya jalinan kerja sama dengan PT Food Station Tjipinang Jaya.
Dia berharap ke depan Food Station bisa membantu untuk penerapan teknologi modern dalam pertanian. Kita siap mengaplikasikan," ujarnya.