Bisnis.com, TANGERANG— Sorot mentari tengah hari di atas SD Negeri Pakulonan Barat II terasa menusuk ubun-ubun. Untungnya para siswa tak sedang bermain di tengah lapangan, melainkan beraktivitas di dalam kelas yang terlindung atap.
Tak ada pohon rindang apapun di area sekolah berusia lebih dari 25 tahun ini, kecuali tanaman pot tak terurus. Gedung sekolah berbentuk U ini berlokasi di Kampung Kalipaten, Kelurahan Pakulonan Barat, Kabupaten Tangerang, Banten.
Dinding sekolah dicat perpaduan kuning dan hijau tua. Tapi, seluruh permukaan tembok bata itu penuh noda cokelat, besot, dan tampak kusam. Inilah tempat 400 siswa mengenyam pendidikan Sekolah Dasar. Bukan tempat yang nyaman, tetapi setidaknya proses kegiatan belajar mengajar (KBM) masih berjalan.
SD Negeri Pakulonan Barat II memang tidak bisa dibilang sekolah yang rusak, tetapi rasanya juga tak pas disebut nyaman apalagi memadai. Padahal, lokasinya sangat dekat dengan sejumlah sekolah elite, seperti BPK Penabur, Tarakanita, Islamic Village, Pahoa, dan Syafana Islamic School.
Siswa SD Kristen di BPK Penabur dan murid Syafana Islamic School mungkin lelah naik turun tangga menuju ruang kelas. Tapi, siswa di SDN Pakulonan Barat II cuma mampu merasakan capai sehabis berlarian di lapangan kering kerontang berukuran kurang dari 20 x 15 meter.
Atau pada pagi hari sebelum masuk kelas, anak-anak BPK Penabur repot mencari tempat parkir mobil mereka saking membludaknya kendaraan pribadi. Sementara, murid di Pakulonan Barat II, sekadar lahan parkir untuk kendaraan roda dua saja tak punya.
“Kami sih mau saja kalau gedung sekolah bisa ditingkat dan dirapikan biar bagus sekolahannya,” kata Kiki, salah satu pengajar di Pakulonan Barat II kepada Bisnis, Rabu (27/5/2015).