Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sekretaris Komisi E DPRD Jakarta Usul Sanksi bagi Orang Tua yang Lalai Awasi Anak

Sekretaris Komisi E DPRD Jakarta mengusulkan diterbitkannya perda sebagai sanksi bagi orang tua yang lalai awasi anaknya yang nakal.
Gubernur Jakarta Pramono Anung dan Wakil Gubernur Jakarta Rano Karno (Si Doel) Seusai melantik 59 pejabat baru untuk mengisi berbagai posisi di lingkungan pemerintahan di Balai Kota Jakarta, Jakarta Pusat, Rabu (7/5/2025) / BISNIS - Jessica Gabriela Soehandoko
Gubernur Jakarta Pramono Anung dan Wakil Gubernur Jakarta Rano Karno (Si Doel) Seusai melantik 59 pejabat baru untuk mengisi berbagai posisi di lingkungan pemerintahan di Balai Kota Jakarta, Jakarta Pusat, Rabu (7/5/2025) / BISNIS - Jessica Gabriela Soehandoko

Bisnis.com, JAKARTA — Sekretaris Komisi E DPRD Justin Adrian Untayana memberikan masukan kepada Pemprov Jakarta untuk membuat peraturan daerah (perda) yang memberikan sanksi kepada orang tua yang tidak mampu mengawasi perilaku anak-anaknya.

Ia berpendapat, perda tersebut memungkinkan untuk dibuat agar orang tua dapat dikenai denda jika anaknya membolos sekolah, terlibat tawuran, dan pelanggaran lainnya.

Aturan semacam ini, kata Justin, sudah diterapkan di sejumlah negara di Eropa dengan tujuan mendorong anak-anak untuk mengikuti program wajib belajar.

“Di Belanda, orang tua murid bisa dikenai denda dari mulai sebesar €100 (Rp.1,8 juta) per hari bilamana anaknya tidak masuk sekolah. Kemudian di Inggris, orang tua murid bisa didenda sampai dengan £2.500  (Rp.54 juta rupiah) untuk alasan yang sama. Bahkan, di Inggris para orang tua bisa dipenjara karena itu,” jelasnya dalam keterangan resmi, pada Selasa (13/5/2025). 

Sebagai informasi, saran tersebut disampaikan setelah menyatakan dirinya menghargai kebijakan Pemprov Jakarta yang memiliki cara tersendiri dalam menertibkan warganya, melalui kegiatan-kegiatan positif seperti aktivitas di taman dan perpustakaan.

Wacana tersebut juga merupakan tanggapan terhadap kebijakan Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, yang mengirim anak-anak nakal untuk dibina di barak militer.

Menurutnya, kenakalan anak-anak dan remaja adalah persoalan kompleks yang memerlukan solusi menyeluruh. Karena itu, keterlibatan semua pihak yakni orang tua, sekolah dan pemerintah sangat penting. 

“Akan menjadi tidak adil bilamana ‘tugas’ mendidik karakter anak ditimpakan kepada sekolah yang hanya bersama anak selama 7jam per hari, sementara 17 jam lainnya ada di kekuasaan orang tua,” ujarnya.

Sebab demikian, menurutnya Pemprov Jakarta harus mendorong agar orang tua murid juga memikul tanggung jawab dalam mendidik anak-anaknya dengan baik.

“Dengan didikan baik dari orang tua, ditambah pendidikan karakter di kurikulum sekolah, ditambah program pemerintah, dan regulasi yang mengatur, saya percaya masalah kenakalan remaja dapat diminimalisir maksimal secara bersama-sama,” pungkasnya. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper