Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

TransJakarta Siap Rilis Naming Rights Halte TJ Senen Sentral

Direktur Utama PT TransJakarta Welfizon Yuza menyatakan bahwa naming rights halte TJ Senen Sentral akan dilakukan dalam waktu dekat.
Pengendara sepeda motor melintas di samping proyek pembangunan Jembatan Penyeberangan Multiguna (JPM) di Kawasan Dukuh Atas, Jakarta, Senin (16/1/2023). JPM Dukuh Atas nantinya akan menghubungkan Stasiun LRT Setiabudi dengan Stasiun KRL Sudirman melewati Sungai Ciliwung yang bertujuan untuk meningkatkan aksesibilitas dengan mengintegrasikan beragam moda transportasi seperti kereta Commuterline, MRT, LRT Jabodebek, Transjakarta hingga angkot. ANTARA FOTO/Galih Pradipta/rwa.
Pengendara sepeda motor melintas di samping proyek pembangunan Jembatan Penyeberangan Multiguna (JPM) di Kawasan Dukuh Atas, Jakarta, Senin (16/1/2023). JPM Dukuh Atas nantinya akan menghubungkan Stasiun LRT Setiabudi dengan Stasiun KRL Sudirman melewati Sungai Ciliwung yang bertujuan untuk meningkatkan aksesibilitas dengan mengintegrasikan beragam moda transportasi seperti kereta Commuterline, MRT, LRT Jabodebek, Transjakarta hingga angkot. ANTARA FOTO/Galih Pradipta/rwa.

Bisnis.com, JAKARTA – PT Transportasi Jakarta (TransJakarta) mengungkapkan bahwa hak penamaan (naming rights) Halte Senen Sentral akan segera digunakan.

Direktur Utama PT TransJakarta Welfizon Yuza menyatakan bahwa perubahan nama halte tersebut akan dilakukan dalam waktu dekat. Namun, ia masih merahasiakan pihak yang akan mendapatkan hak penamaan tersebut.

“Itu Rahasia. Kayaknya nama juga bisa,” kelakarnya kepada para wartawan ketika ditemui  di Jakarta Pusat, Rabu (19/3/2025). 

Welfizon menjelaskan bahwa hingga saat ini, terdapat enam halte TransJakarta yang hak penamaannya telah dibeli, yakni Halte Bundaran HI Astra, Halte Senayan Bank DKI, Halte Widya Chandra Telkomsel, Halte Cawang Sentral 1 Polypaint, Halte Swadarma Paragon Corp dan yang paling terbaru adalah Pertukangan D'masiv.

Lebih lanjut, dia menegaskan bahwa naming rights bukan sekadar transaksi bisnis, tetapi juga menjadi sarana bagi berbagai pemangku kepentingan, perusahaan swasta hingga musisi, untuk berkontribusi dalam pembangunan kota.

“Jadi fokusnya disitu sebenarnya. Jadi kalau kita dapat pendapatan gitu ya, itu nanti akan kita kembalikan untuk perbaikan layanan,” jelasnya. 

Adapun, naming rights sendiri masuk dalam pendapatan non farebox atau non-subsidi PT TransJakarta. Perusahaan layanan transportasi tersebut menaikkan target pendapatan non-subsidi sebesar Rp380 miliar. 

“Jadi pendapatan non-subsidi itu kita targetkan tahun ini, Tahun lalu dapatnya Rp218 miliar, 2024. Tahun ini kita targetkan naik jadi Rp380 miliar,” pungkasnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper