Bisnis.com, JAKARTA - Hingga kini, keberadaan pasti lokasi infrastruktur sirkuit ajang balap mobil listrik Formula E masih 'abu-abu', jelang acara utamanya yang akan berlangsung pada 6 Juni 2020.
Kementerian Sekretariat Negara lewat Komisi Pengarah Pembangunan Kawasan Taman Merdeka (Komrah) secara tidak langsung 'mengizinkan dengan syarat' apabila Formula E akan berlangsung di Kawasan Monumen Nasional (Monas). Di antaranya merencanakan konstruksi lintasan, tribun penonton, dan fasilitas lainnya dilakukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan, menjaga keasrian, kelestarian vegetasi pepohonan, serta kebersihan dan kebersihan lingkungan kawasan Medan Merdeka.
Selain itu, Pemprov DKI diminta menjaga keamanan dan ketertiban, serta melibatkan instansi terkait guna menghindari perubahan fungsi, kerusakan lingkungan dan kerusakan cagar budaya di kawasan Medan Merdeka. Padahal, sebelumnya Komrah memberikan sinyal penolakan Formula E masuk ke dalam Monas demi menjaga fungsinya sebagai cagar budaya.
Artinya, kemungkinan sirkuit Formula E di Monas masih terbuka walaupun kemungkinannya kecil. Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Motor Indonesia (IMI) Sadikin Aksa mengonfirmasi hal ini.
"Kami masih survei dan meeting persiapan [lokasi sirkuit] alternative," ungkap organisasi perwakilan fasilitator olahraga otomotif di Tanah Air, termasuk Formula E ini kepada Bisnis, Senin (10/2/2019).
Kelebihan-Kekurangan Monas
Pengamat Tata Kota dari Universitas Trisakti Nirwono Joga mengungkap bahwa Monas dan kawasan Jakarta Pusat, merupakan tempat strategis untuk menyebarkan misi utama Formula E.
Formula E sebagai bagian kampanye keamanan Kota Jakarta dan pendorong peningkatan penggunaan mobil ramah lingkungan. Di samping manfaatnya sebagai ajang menggairahkan talenta pembalap Tanah Air, serta entitas hiburan dan bisnis.
"Kesempatan ini memang harus dimaksimalkan Pemda DKI dengan mewujudkan, mengampanyekan transportasi massal berbasis listrik, kendaraan listrik, dan terobosan pemanfaatan energi terbarukan pembangkit listrik," ujarnya, Senin (10/2/2020).
Selain itu, potensi dampak ekonomi paling optimal dalam penyelenggaraan balapan ini memang tepatnya berada di pusat Jakarta.
Misalnya, Pemprov DKi akan lebih mudah dalam menata dan mengoptimalkan fasilitas akomodasi penginapan tamu atau penonton dalam dan luar negeri, penyediaan transportasi massal, serta membuat kantong-kantong parkir menuju kawasan.
"Serta lebih mudah untuk promosi restoran, pusat perbelanjaan, taman-taman, kawasan bersejarah seperti Kota Tua untuk mendapatkan dampak ekonomi dari Formula E," ujarnya.
Namun, seperti diketahui, proses perizinan dan rekayasa lalu lintas menjadi tantangan yang tak mudah. Terlebih, apabila sirkuit ini akan digunakan sebagai sport tourism dan bisa disewakan di luar Formula E.
"Pastikan dulu rute sirkuit sudah final atau belum, dengan meminta pertimbangan dari presiden karena berada dalam kawasan ring satu, depan istana dan Kedutaan Besar AS. Utamanya terkait keamanan," jelasnya.
"Jika sdh final, pastikan detail alternatif rekayasa lalin terkait penutupan dan pengalihan arus lalin sebelum, selama, dan sesudah penyelenggaraan formula E, menuju ke kawasan perlombaan. Karena pasti akan berdampak terhadap kegiatan di sekitar kawasan perlombaan," tambah Nirwono.
Jauhi Pusat Lebih Realistis
Sementara itu, Analis Kebijakan Transportasi dan Ketua Forum Warga Kota Jakarta (Fakta) Azas Tigor Nainggolan mengemukakan pendapat berbeda.
Tigor lebih menekankan pada kerumitan rekayasa lalin dan keawetan infrastruktur sirkuit selama lima tahun penyelenggaraan.
Menurutnya, apabila diperbolehkan masuk ke dalam Monas, justru lebih baik karena lebih minim gangguannya terhadap jalan umum. Terlebih, kalender resmi Formula E telanjur menyorot Monas dalam video resmi Jakarta E-Prix.
Namun, apabila menilik bocoran Kepala Dinas Bina Marga DKI Jakarta Hari Nugroho di mana alternatif sirkuit akan berada di jalan protokol Sudirman-Thamrin dekat Gelora Bung Karno (GBK), Tigor lebih keberatan.
"Daripada alternatifnya di situ-situ saja, lebih baik ke pinggir Jakarta sekalian. Seperti di sekitar Ancol, atau sirkuit sekalian di Sentul itu dioptimalkan," ujarnya, Senin (10/2/2020).
"Soalnya aspal jalan protokol kita itu pasti belum standar. Jadi pasti nanti ada pengerjaan [pengaspalan] di situ. Kapan? Mengganggu tidak? Belum perawatannya nanti tiap tahun. Jalan itu kan setiap hari dilewati. Ini loh, yang perlu dipikirkan lagi," tambah Tigor.
Tigor berpendapat apabila sirkuit jalanan Formula E benar-benar ingin dipermanenkan dan bisa disewakan selain untuk Formula E, maka memilih lokasi di ruas-ruas jalan selain pusat Ibu Kota jauh lebih realistis.
Plus-Minus Sirkuit Formula E di Monas dan di Jalan Protokol
Pemprov DKI diminta menjaga keamanan dan ketertiban, serta melibatkan instansi terkait guna menghindari perubahan fungsi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Aziz Rahardyan
Editor : Nancy Junita
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
1 jam yang lalu
Lo Kheng Hong Serok Lagi Saham GJTL Desember 2024
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
15 jam yang lalu
Kejati DKJ Geledah Kantor Dinas Kebudayaan Jakarta!
18 jam yang lalu