Bisnis.com, JAKART-- Gubernur Provinsi DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengakui realisasi belanja daerah di DKI Jakarta hingga akhir 2014 masih rendah, hanya mencapai sebesar Rp37,76 triliun atau sebesar 59,32% dari alokasi belanja daerah tahun anggaran 2014 sebesar Rp63,5 triliun.
"Karena dilakukan efisiensi dan pengetatan dalam proses pengadaan barang dan jasa," tutur Ahok di sela acara penyampaian Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) di Gedung DPRD DKI Jakarta, Senin (6/4/2015).
Selain itu, lanjutnya masih ada kegiatan-kegiatan yang tak dapat direalisasikan, antara lain pembebasan lahan yang disebabkan ketidaksesuaian harga antara yang diminta pemilik tanah dan bangunan dengan ketentuan yang berlaku.
Untuk pembiayaan daerah, penerimaan pembiayaan dapat direalisasikan sebesar Rp7,59 triliun atau 96,57% dari target sebesar Rp7,86 triliun.
"Sedangkan untuk pengeluaran pembiayaan yang dapat direalisasikan adalah sebesar Rp4,12 triliun atau 44,51% dari rencana Rp9,25 triliun," ujarnya.
Ahok mengatakan pengeluaran pembiayaan diperuntukkan untuk Penyertaan modal daerah kepada PT Bank DKI, PT Jakarta Propertindo, PD Pembangunan Sarana Jaya, PT Transportasi Jakarta, PT PD PAL Jaya, PD Pasar Jaya, PT Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta, PT Penjamin Kredit Daerah, PT Food Station Tjipinang, PD PAM Jaya, PD Dharma Jaya serta untuk Pembayaran pokok utang.