Bisnis.com, JAKARTA— Menurut Koordinator Divisi Monitoring dan Analisis Anggaran Indonesia Corruption Watch (ICW), Firdaus Ilyas, dana siluman Rp12,1 Triliun di draf APBD DKI tahun 2015 masuk melalui beberapa celah.
Menurut Firdaus, uang siluman itu masuk saat perumusan anggaran. Terutama ketika nota keuangan sementara dan pagu platform anggaran yang dibahas bersama DPRD.
Dalam rapat paripurna pembahasan anggaran itu tidak disepakati, maka akan ada anggaran yang berbeda dengan yang diusulkan oleh pemerintah.
“ Di sana, akan kembali memunculkan anggaran siluman,” kata Firdaus.
Munculnya anggaran siluman itu berasal dari semua lini. Di antaranya eksekutif, seperti di satuan kerja Perangkat Daerah dan Dinas DKI Jakarta. Sedangkan, di legislatif, berasal dari setiap komisi dan badan anggaran.
"Terjadi perbedaan antara yang disepakati SKPD. kemudian, disusupkan ke anggaran yang tidak diusulkan SKPD," kata dia.
Sebelumnya Gubernur DKI Jakarta Basuki Ahok Tjahaja Purnama mengungkap dana siluman dalam RAPBD DKI Jakarta. Dana itu, ditemukan dari RAPBD bikinan Dewan dan versi pemerintah yang dirancang dengan sistem e-budgeting.
”Selisihnya cukup banyak, sekitar Rp 12,1 triliun," katanya, Jumat (27/2/2015).
Firdaus mengatakan, angka dana siluman Rp12,1 triliun itu masih bisa bertambah. Karena, kata dia, angka itu hanya dari beberapa pagu dan belum dicek semua. Namun, dia enggan mengatakan nilai itu.
"Masih kami menyisiri anggaran yang ada di RAPBD," katanya.