Bisnis.com, JAKARTA -- Gubernur Daerah Khusus Jakarta Pramono Anung mulai berupaya merealisasikan program Jakarta Fund. Dia akan berdiskusi dengan CEO Indonesia Investment Authority (INA), Ridha D.M. Wirakusumah dalam minggu ini.
"Besok, dalam minggu, ini saya akan bertemu, berdiskusi secara detail dengan Pak Ridha. Pak Rida itu adalah sekarang menjadi CEO-nya INA Funding," jelas Pramono ketika ditemui di kawasan Cakung, Jakarta Timur, Selasa (27/5/2025).
Pramono menegaskan bahwa Jakarta Fund merupakan program jangka panjang yang bertujuan untuk menambah pendapatan daerah, sehingga tidak termasuk dalam program 100 hari.
"Karena tidak bisa Jakarta hanya bergantung pada pajak, distribusi, restribusi, dan sebagainya," tutur Mantan Sekretaris Kabinet (Seskab) tersebut.
Lebih lanjut, Pramono menyampaikan bahwa apabila Jakarta Fund terbentuk, pihaknya akan memberikan informasi lebih lanjut. Di samping itu, dia mengaku juga terkejut karena Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) siap dengan pandangannya mengenai Jakarta Fund tersebut.
Konsep Jakarta Fund
Sebelumnya, kala Pramono belum dilantik menjadi Gubernur, mengaku akan mengembangkan program Jakarta Fund yang dikelola secara profesional untuk mendukung pembangunan ekonomi Jakarta.
Baca Juga
Dalam wawancara eksklusif bersama Bisnis Indonesia, Pramono menegaskan bahwa konsep Jakarta Fund sebenarnya bukanlah hal baru. Dia menyebut, mekanisme kerja program ini INA yang dikatakan menjadi salah satu sumber pendapatan baru bagi negara.
Jakarta Fund akan dimulai dengan modal sebesar Rp3 triliun yang berasal dari Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) APBD DKI Jakarta.
Dia memastikan dana tersebut akan dikelola secara profesional, tanpa campur tangan Aparatur Sipil Negara (ASN) atau Badan Usaha Milik Daerah (BUMD). “Sisa anggaran itu antara Rp5-6 triliun. Saya enggak perlu banyak-banyak, saya ambil Rp3 triliun saja untuk modal dasar Jakarta Funding, dikelola secara profesional. Saya yakin ini akan menjadi revenue baru bagi Jakarta,” terangnya.
Pramono meyakini bahwa Jakarta Fund dapat direalisasikan karena Jakarta memiliki APBD sebesar Rp91 triliun. Dia juga menambahkan bahwa mudah untuk meningkatkan nilai Jakarta, menimbang perkembangan kota Jakarta saat ini.
Terlebih, Pramono mengungkapkan bahwa ia terlibat secara detail dalam paperwork INA. Pramono juga berharap Jakarta Fund bisa bersaing dengan Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara atau BPI Danantara.