Bisnis.com, JAKARTA – Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) tengah mengkaji kebutuhan regulasi untuk pengoperasian layanan Transjabodetabek.
Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Syafrin Liputo kajian tersebut sebagai bagian dari rencana perluasan pengoperasian layanan Transjakarta.
“Sedang dikoordinasikan dengan teman-teman BPTJ,” ujar Syafrin ketika ditemui di Balai Kota Jakarta, Jakarta Pusat, Kamis (13/3/2025).
Syafrin menjelaskan bahwa dalam skema Transjabodetabek, layanan Transjakarta akan diperluas untuk mencakup wilayah Jabodetabek.
Adapun, dengan perluasan ini, diharapkan warga Bodetabek yang beraktivitas di Jakarta dapat mengakses layanan Transjakarta secara langsung, sehingga terdorong untuk beralih dari kendaraan pribadi ke transportasi umum.
“Upaya ini diharapkan bisa mengurangi volume lalu lintas yang masuk di Jakarta,” ujar Syafrin.
Selain itu, Syafrin juga berharap bahwa dengan berkurangnya jumlah kendaraan pribadi yang masuk ke ibu kota, kualitas udara di Jakarta dapat semakin membaik.
Armada yang akan digunakan dalam layanan ini adalah bus Transjakarta yang dioperasikan langsung oleh Transjakarta.
Diberitakan sebelumnya. permasalahan klasik kemacetan Jakarta yang belum bisa terurai ini menjadi pekerjaan rumah bagi Gubernur dan Wakil Gubernur Jakarta mendatang, yakni Pramono Anung dan Rano Karno (Si Doel).
Pramono menuturkan cara untuk mengurangi kemacetan dan polusi yang paling utama adalah merubah gaya dan cara hidup masyarakat dengan beranjak menggunakan kendaraan umum dari kendaraan pribadi.
“Hal ini menjadi hal yang sangat penting sekali. Untuk itu kami akan membebaskan 15 golongan yang selama ini sudah mendapat kebebasan naik bus Transjakarta maka kami akan menggratiskan mereka naik MRT dan LRT,” ujarnya dalam debat ketiga Pilkada Jakarta, Minggu (17/11/2024).
Adapun pembebasan 15 golongan tersebut juga menjadi program prioritas yang akan dilakukan dalam 100 hari pertamanya. Lalu, bagi para pekerja di Jakarta yang tinggal di Jabodetabek, mereka akan membuat area bernama Ride and Park untuk memberikan kepastian bagi pekerja yang akan berangkat kerja ke Jakarta dengan memperluas Jaklingo.
Kemudian, Pramono juga mengungkapkan bahwa saat ini Transjakarta terkoneksi sebesar 86% dengan transportasi umum lain, tetapi hanya memiliki nilai manfaat 25%.
Sementara jika melihat kota besar lainnya, seperti di Singapura kebermanfaatan transportasi umum bisa mencapai lebih dari 48%. Sebab demikian Pramono menargetkan bahwa Transjabodetabek bisa mencapai 35%.
“Jakarta kalau bisa di atas katakanlah 35% aja, wah sudah bagus banget,” jelasnya di kawasan Senayan, Jakarta, Rabu (13/11/2024).