Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Heru Budi Gencarkan Vaksinasi Polio di Jakarta

menggencarkan vaksinasi polio di Jakarta setelah Kemenkes menyebut Indonesia berrisiko tinggi mengalami KLB polio.
Petugas medis menyuntikkan vaksin kepada anak dalam Bulan Imunisasi Anak Indonesia (BIAN) di Jakarta Timur, Sabtu (13/8/2022)/Antara
Petugas medis menyuntikkan vaksin kepada anak dalam Bulan Imunisasi Anak Indonesia (BIAN) di Jakarta Timur, Sabtu (13/8/2022)/Antara

Bisnis.com, JAKARTA - Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono menggencarkan vaksinasi polio di Ibu Kota setelah Kementerian Kesehatan menyebutkan Indonesia memiliki risiko tinggi menjadi Kejadian Luar Biasa (KLB) kasus polio.

"Kami harus gencar. Nanti Dinas Kesehatan sudah ada program-program termasuk tahun depan juga, semua vaksin," kata Heru di kawasan Bundaran Hotel Indonesia (HI), Jakarta, Minggu (20/11/2022).

Heru tidak memberikan informasi detail jumlah anak di Jakarta yang khusus mendapatkan vaksinasi polio.

Pemprov DKI gencar melakukan imunisasi melalui Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN) kepada anak berusia sembilan bulan hingga 59 bulan.

Imunisasi yang diberikan adalah vaksin campak rubela, vaksin polio baik suntik atau tetes, dan vaksin pentavalent.

Berdasarkan data Dinas Kesehatan DKI Jakarta hingga 31 Agustus 2022, sebanyak 648.037 atau setara 90 persen anak dengan usia 9-59 bulan di DKI Jakarta sudah menerima vaksin tambahan campak-rubela.

Capaian itu membuat Provinsi DKI Jakarta berada di urutan pertama cakupan imunisasi tambahan campak-rubela dalam BIAN se-Indonesia.

BIAN di Jakarta dilaksanakan di seluruh puskesmas atau pos vaksin terdekat di Ibu Kota yang diberikan gratis.

Pemprov DKI menggencarkan vaksinasi untuk anak melalui kader Dasawisma dan melalui media sosial.

Sementara itu, Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan RI Dr Maxi Rein Rondonuwu menyebut, ada 30 provinsi dan 415 kabupaten/kota di Tanah Air memiliki risiko tinggi terjadi KLB polio karena cakupan imunisasi rendah.

Maxi menjelaskan pemberian imunisasi polio di Indonesia saat ini menggunakan itu jenis polio tetes atau bivalent oral polio vaccine (OPV).

Vaksin tersebut untuk mencegah virus polio tipe satu dan dua yang diberikan selama jangka waktu empat kali per empat bulan melalui oral.

Kemudian pemberian vaksin dikombinasikan dengan Inactive Polio Vaccine (IPV) dalam sediaan injeksi, serta nanti ada booster juga di usia sembilan bulan bersamaan dengan pemberian vaksin campak atau rubella.

Namun, cakupan vaksinasi oral dan suntik termasuk rendah yakni pada tahun 2020, cakupan vaksinasi polio secara oral sebesar 86,8 persen dan injeksi sebesar 37,7 persen.

Sedangkan, pada 2021 persentase cakupan menurun menjadi 80,2 persen dan secara injeksi sebanyak 66,2 persen.

Baru-baru ini, Kemenkes menemukan satu kasus polio di Aceh pada November 2022 yang dipengaruhi oleh tidak berjalannya vaksinasi polio baik oral maupun suntik selama empat tahun berturut-turut di kabupaten/kota Provinsi Aceh.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Nancy Junita
Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper