Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

RS Persahabatan Tolak Puluhan Pasien Corona

Erlina menuturkan, pihaknya mesti menunggu pasien Covid-19 yang telah dinyatakan sembuh untuk dapat tempat tidur kosong, sehingga pasien rujukan yang mengantre bisa mendapat tempat tidur tersebut.
Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Persahabatan di Jakarta Timur. Foto: Google Maps April 2019
Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Persahabatan di Jakarta Timur. Foto: Google Maps April 2019

Bisnis.com, JAKARTA - Dokter Spesialis Paru dari Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Persahabatan, Erlina Burhan menuturkan, pihaknya terpaksa menolak puluhan pasien rujukan Covid-19 dari sejumlah rumah sakit lantaran tempat tidur yang disiapkan sudah penuh terisisi.

“Kita lagi full ini dan banyak rujukan yang kita tolak karena enggak ada tempat, ada beberapa hampir 50 sampai 70 pasien antreannya,” kata Erlina melalui sambungan telepon kepada Bisnis pada Rabu (12/8/2020).

Ihwal antrean itu, Erlina menuturkan, pihaknya mesti menunggu pasien yang terinfeksi Virus Corona penyebab Covid-19 yang telah dinyatakan sembuh untuk dapat tempat tidur kosong, sehingga pasien rujukan yang mengantre bisa mendapat tempat tidur tersebut.

“Paling kita bisa masuk beberapa [pasien], masih menunggu pasien pulang sehingga pasien baru bisa masuk esok harinya,” tuturnya.

Dia menuturkan, RSUP Persahabatan memiliki kapasitas tempat tidur sebanyak kurang lebih 180.

Pekan lalu, Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Widyastuti membeberkan kapasitas tempat tidur untuk pasien Covid-19 di sejumlah rumah sakit DKI Jakarta sedang dalam kondisi kritis.

“Saat ini kita sedang dalam kondisi yang kritis karena harian kapisitas tempat tidur yang terpakai lebih dari 50 persen, tentu kita harus waspada,” kata Widyastuti saat memberi keterangan dalam sebuah webinar pada Kamis (6/8/2020).

Jika tidak ditambahkan, menurut dia, ketersediaan tempat tidur bagi pasien Covid-19 di wilayah DKI Jakarta bakal jebol atau overkapasitas.

“Kalau tidak ditambahkan kapasitas tempat tidurnya sementara testing kita harian 5 ribu spesimen yang kita lakukan secara gratis kemudian ditambahkan kolaborasi dengan laboratorium swasta tentu akan jebol karena tidak cukup,” ujar Widyastuti.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper