Bisnis.com, JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta akan merangkul pemimpin daerah lain seperti Banten dan Jawa Barat untuk menanggulangi masalah sampah dan limbah.
Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, mengatakan bahwa penumpukan sampah yang terjadi di Muara Angke, Pluit, Jakarta Utara dan daerah lain seperti daerah pesisir utara Jakarta, serta Kepulauan Seribu tidak hanya disebabkan oleh warga Ibu Kota.
Adapun aliran sungai yang berasal dari Jawa Barat dan Banten juga ikut membawa sampah dari daerah masing-masing tersebut hingga ke hilir dekat dengan daerah Jakarta.
Dia menjelaskan permasalahan seperti ini yang akan dibahas dalam pertemuan Badan Kerja Sama Pemerintah (BKSP) Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, dan Cianjur (Jabodetabekjur). "Salah satu yang dibicarakan BKSP adalah pengelolaan air dan limbah air sehingga kita kelola dengan baik supaya semua sungai yang mengalir ke sisi utara Pulau Jawa ini bebas dari limbah," kata Anies, Senin (19/3/2018).
Seperti diketahui, terbentuknya BKSP Jabodetabekjur tertuang dalam Instruksi Presiden Nomor 13 Tahun 1976 tentang pengembangan wilayah. Adapun saat ini posisi sebagai Ketua BKSP dipegang oleh Anies Baswedan setelah sebelumnya dijabat oleh Gubernur Banten, Wahidin Halim pada periode 2014--2017.
Menurutnya, dalam pertemuan BKSP nanti juga akan membahas mengenai dana bantuan atau hibah untuk mengatasi masalah sampah dan limbah ini. Dia menambahkan permasalahan sampah dan limbah air ini akan dikerjakan secara bersama-sama dengan para pemangku kepentingan lain.
Baca Juga
"Nanti dibicarakan dalam BKSP. Kami lihat programnya baru kami atur hibah," ungkapnya.
Sebelumnya, Pemprov DKI Jakarta memberikan dana hibah kepada Pemeritah Kota (Pemkot) Bogor untuk membangun beberapa infrastruktur yang dapat mengurangi potensi banjir ke Ibu Kota. Adapun dana tersebut akan dipergunakan untuk membangun sumur resapan (kolam retensi) di Tanah Baru, Bogor.
Wali Kota Bogor, Bima Arya Sugiarto, menjelaskan telah menyampaikan strategi Pemkot Bogor dalam menanggulangi masalah banjir di Ibu Kota dengan berbagai perbaikan dan pembangunan di hulu. Adapun salah satu cara yang dilakukan, yakni membangun kolam retensi di berbagai titik yang rawan terhadap banjir.
"Tahun ini mendapatkan bantuan Rp10 miliar [pembangunan kolam retensi] di Cibuluh, Tanah Baru, Bogor," kata Bima pada beberapa waktu lalu.
Dia mengatakan bahwa Pemkot Bogor akan mengusulkan kepada Pemprov DKI atau pemerintah pusat untuk membangun kembali kolam retensi di beberapa titik lainnya. "Kebutuhan kita di situ, kolam retensi [berfungsi] menahan air agar tidak semuanya ke Jakarta," imbuhnya.