Bisnis.com, JAKARTA -- PT Jamkrida Jakarta menargetkan dapat membukukan penjaminan Rp152 miliar hingga akhir 2015.
Chusnul Maarif, Direktur Utama Jamkrida Jakarta mengatakan pihaknya pada tahap awal akan berfokus pada penjaminan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) yang memperoleh pinjaman dari Bank DKI. Walau mulai beroperasi akhir Agustus 2015 pihaknya optimis target ini dapat tercapai.
"Dengan modal awal Rp100 miliar kami memiliki kapasitas penjaminan Rp1 triliun untuk kredit produktif," kata Chusnul di Jakarta, Senin (5/10/2015).
Dia mengatakan saat ini berdasarkan data yang dimiliki Jamkrinda di Jakarta terdapat 600.000 UMKM yang membutuhkan modal sekitar Rp 5 juta-Rp 50 juta. Sehingga untuk sektor UMKM saja Jamkrida Jakarta memiliki potensi penjaminan Rp3 triliun- Rp30 triliun.
Chusnul mengatakan dari potensi ini maka pihaknya masih membutuhkan tambahan modal . Selain itu, kata dia, pihaknya juga masih memiliki potensi dari bank garansi yang diterbitkan oleh Bank DKI, pasalnya setiap tahun untuk proyek infrastruktur Jakarta menggelontorkan dana hingga Rp30 triliun.
"Untuk meraih pasar ini tentu kami membutuhkan tambahan modal. [Tapi] Menurut pak gubernur modal tidak masalah yang penting tunjukan kinerja," katanya.
Lebih lanjut, Chusnul mengatakan, pihaknya juga memiliki peluang memberikan penjaminan bagi pengusaha yang bekerjasama dengan perusahaan daerah. Chusnul mencontohkan saat ini terdapat 152 pasar yang dikelola oleh PD Pasar Jaya. Dari jumlah ini setiap tahun dilakukan renovasi 10 pasar dengan anggaran dari miliaran hingga ratusan miliar rupiah tergantung luas pasarnya.
Pada 2016 pihaknya menargetkan dapat membukukan penjaminan Rp500 miliar karena masih melakukan penguatan organisasi. Selain itu, pihaknya juga akan memasuki sektor baru seperti bank garansi. Dia mengatakan pihaknya juga tidak menutup kemungkinan untuk masuk menjadi penjamin pada sektor non produktif seperti penjaminan pinjaman bagi pegawai. Seperti diketahui pemegang saham Jamkrida Jakarta terdiri dari Pemprov DKI Jakarta sebesar 95% dan PD Pasar Jaya 5%.
"Namun sesuai arah pemegang saham kami akan lebih fokus pada sektor produktif," katanya.