Bisnis.com, JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) menerima rapor merah dalam hasil rekomendasi atas Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) pada 2014. Ada 11 poin catatan merah dari DPRD kepada Ahok (23/4/2015).
Menanggapi hal tersebut, Ahok mengaku tergantung pada keputusan DPRD saja. Ia mengaku tidak mudah untuk menuruti rekomendasi perubahan dari DPRD.
"Ya mungkin saya anaknya bodoh, tidak nurut, dan mungkin dianggap nakal ya raportnya merah. Gitu aja. Ke depannya tergantung guru sama kepala sekolah. Ini dianggap muridnya udah pinter, sudah menurut atau belum," ujar Ahok seusai sidang paripurna di DPRD DKI Jakarta.
Ahok masih ngotot untuk tidak mudah berubah. Pasalnya ia menilai dari 2011 sampai 2014 pokok pikirian (pokir) meningkat. Ia menjelaskan pokir meningkat dan Pemprov DKI Jakarta baru berani memotong ketika mantan Gubernur Joko Widodo menjadi presiden.
"Mengubah apanya? Namanya juga murid ogah menurut, gimana mau berubah hehehehe," lanjutnya santai.
Ahok menjelaskan akibat pemotongan pokir di 2014 yang tidak dicairkan sejak 2012 dari 70% pokir berkurang menjadi 40%. Namun karena nilainya besar maka terjadi SiLPA (Sisa Lebih Penggunaan Anggaran) Rp9 triliun dan Rp7,1 triliun adalah pokir.
"Jadi ini yang kita tutup, itu pun masih bocor. Mungkin gara-gara ini rapor saya tidak lulus, ya tidak apa-apa," katanya.