Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

AHOK VS DPRD DKI: Ahok dan Hugo Chaves? Pasti Beda

Rapat Tim Angket DPRD DKI yang sudah berlangsung sepekan terakhir diwarnai hujan komentar dari berbagai politikus di DKI Jakarta. Mereka mencecar sejumlah tokoh yang dihadirkan untuk berkomentar soal gaya berkomunikasi Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).
Gubernur Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) memberikan keterangan kepada wartawan terkait APBD 2015 di gedung Balaikota Jakarta, Senin (23/3)./Antara
Gubernur Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) memberikan keterangan kepada wartawan terkait APBD 2015 di gedung Balaikota Jakarta, Senin (23/3)./Antara

Bisnis.com, JAKARTA-- Rapat Tim Angket DPRD DKI yang sudah berlangsung sepekan terakhir diwarnai hujan komentar dari berbagai politikus di DKI Jakarta. Mereka mencecar sejumlah tokoh yang dihadirkan untuk berkomentar soal gaya berkomunikasi Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).

Pada Jumat (27/3/2015), pakar komunikasi politik Tjipta Lesmana yang dihadirkan. Politikus Hanura Wahyu Hernanto, misalnya, menyebut apakah ada fakta empiris sosok pemimpin yang keras dan menimbulkan kegaduhan publik, dan apakah fakta pemimpin yang tak bisa menerima kritik, tetap dibiarkan merajalela.

Menurut Tjipta Lesmana, dalam sebulan terakhir terlihat Ahok merupakan tipe pemimpin yang antikritik. Ahok, kata Tjipta, orang yang tidak bisa menerima kritikan. Tjipta menceritakan pengalamannya diserang balik Ahok setelah mengeritik kebijakan Ahok menghentikan pembangunan monorel.

"Saya kritik, dia malah sewot. 'Apa urusannya Tjipta Lesmana komentar soal monorel'. Itu menandakan Ahok adalah pemimpin yang anti dikritik," ujar Tjipta.

Ketika itu Tjipta menganggap mandeknya pembangunan monorel karena tak ada komunikasi yang baik antara Ahok dan PT Jakarta Monorail.

Tidak Sepakat

Menurut dia, pemimpin yang baik adalah pemimpin yang mau menerima kritikan. Sebab, kata dia, kritik merupakan salah satu masukan agar pemimpin yang dikritik bisa berubah ke arah yang lebih baik.

Tjipta menceritakan pengalamannya, yang pernah ditelepon oleh Susilo Bambang Yuhoyono (SBY). Saat itu dia gemar mengeritik keras Presiden keenam RI itu. Saat itu, kata Tjipta, SBY tidak sama sekali menghardik dan memarahinya, tetapi justru mengucapkan terima kasih.

Karena itu, Tjipta tak sepakat jika Ahok disamakan dengan Hugo Chaves, Presiden Venezuela. Menurut dia, Chaves kalau bicara keras, suka maki-maki, tapi itu saat bicara terhadap Amerika.

"Chaves sangat dicintai masyarakat. Saya enggak bisa kasih contoh yang seperti Pak Gubernur," ujar Tjipta.

Menurut Tjipta, anggota Dewan harusnya jangan bosan mengingatkan dan terus memberikan masukan kepada mantan Bupati Belitung Timur tersebut. Ahok juga jangan segan meminta maaf.

"Untuk hal yang satu ini, Gus Dur masih nomor satu," ucap Tjipta.

Alasannya, Gusdur senantiasa mudah memaafkan orang lain karena tokoh Partai Kebangkitan Bangsa ini punya prinsip nabi saja bisa memaafkan orang lain, kenapa manusia biasa tidak bisa?


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Nancy Junita
Sumber : Tempo.co

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper