Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

DUGAAN KORUPSI UPS: Penyidikan Dimulai, Ahok Bakal Ikut Diperiksa

Kasus dugaan korupsi pengadaan uninterruptible power supply (UPS) atau alat penyimpan daya listrik pada Anggaran Pendapatan dan Belanja DKI 2014, memasuki babak baru dengan peningkatan status dari penyelidikan ke penyidikan.
Perangkat Uninterruptible Power Supply (UPS) di ruang penyimpanan SMA 78 Jakarta./Antara
Perangkat Uninterruptible Power Supply (UPS) di ruang penyimpanan SMA 78 Jakarta./Antara

Bisnis.com, JAKARTA - Kasus dugaan korupsi pengadaan uninterruptible power supply (UPS) atau alat penyimpan daya listrik pada Anggaran Pendapatan dan Belanja DKI 2014, memasuki babak baru dengan peningkatan status dari penyelidikan ke penyidikan.

"Ya, sudah sidik. Tapi, belum ada yang ditetapkan sebagai tersangka," kata Kepala Subdirektorat Korupsi Direktorat Reserse Kriminal Khusus, Adji Indra, Ahad (8/3/2015).

Adji menjelaskan, penyidik masih fokus memeriksa para saksi dan dokumen terkait lelang pengadaan UPS. "Saksi tidak berhenti di 15 orang yang sudah dipanggil, tapi masih ada banyak saksi yang akan dimintai keterangan," ujarnya.

Menurut Adji, pejabat di lingkungan Pemerintah Kota dan Provinsi DKI, juga akan dimintai keterangan terkait pengadaan UPS itu. "Pasti akan diperiksa untuk dimintakan keterangannya".

Soal kemungkinan penyidik akan memeriksa Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) sebagai saksi, Adji menjawab, "Ya bisa saja."

Sampai saat ini, sebanyak 15 saksi telah menjalani pemeriksan. Lima belas saksi itu adalah sepuluh orang dari pihak sekolah yang menerima UPS, dua pejabat pembuat komitmen yakni mantan Kepala Seksi Sarana dan Prasarana Sudin Dikmen Jakarta Barat Alex Usman dan mantan Kepala Sudin Dikmen Jakarta Pusat Zaenal Soelaiman, dan tiga orang pejabat pemeriksa hasil pekerjaan (PPHP).

Sebelumnya, Ahok menduga ada penggelembungan harga UPS sebesar Rp 5,8 miliar per unit pada 2014. Menurut informasi yang diperolehnya, harga satu UPS dengan kapasitas 40 KVA (kilovolt ampere) hanya sekitar Rp 100 juta.

Ahok juga menduga ada dana 'siluman' dalam APBD 2015. Dia menuding DPRD memotong sejumlah anggaran dari program unggulan Pemerintah DKI sebesar 10%-15% untuk dialihkan ke yang lainnya, seperti pembelian UPS. Total nilai dana siluman pada APBD dari draf DPRD DKI disebut mencapai Rp 12,1 triliun.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Yusran Yunus
Sumber : Tempo.co
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper