Bisnis.com, JAKARTA -- Kementerian Pekerjaan Umum mengharapkan dapat menemukan mitra strategis membangun pipa limbah Jakarta melalui pameran infrastruktur November mendatang.
Pasalnya pinjaman dari Jepang hanya menganggarkan 2 dari 15 zona yang direncanakan.
Muhammad Maliki Moersid, Direktur Pengembangan Penyehatan Lingkungan Pemukiman Kementerian Pekerjaan Umum menyatakan pemerintah mempercepat target dari yang disusun semula oleh Japan International Cooperation Agency (JICA).
Dalam rencana awal, pembangunan akan diselesaikan pada 2050 akan tetapi pemerintah bersepakat untuk menuntaskan pada 2022.
"Dibutuhkan investasi Rp12 triliun untuk dua zona," jelas Maliki di Jakarta, Senin (6/10).
Sementara secara keseluruhan membangun 15 zona dibutuhkan investasi Rp70 triliun.
Ia juga menjelaskan pembangunan pipa utama air limbah Jakarta sudah menyelesaikan detail engineering design (DED) oleh konsultan yang dibiayai JICA.
Sementara untuk membangun pipa yang menghubungkan ke pipa utama dibangun oleh BUMD DKI jakarta, PAL Jaya.
Pembangunan pipa utama sepanjang 800 meter ini akan menyalurkan air limbah dari zona 1 menuju waste water treatment plant (WWTP) berkapasitas rata-rata 198.000 meter kubik/hari di sisi waduk pluit.
Cakupan Zona satu ini akan menampung air limbah meliputi Kecamatan Gambir, Sawah Besar, Senen, Menteng, Tanah Abang, Matraman, Grogol, Petamburan, Taman Sari, Tambora, dan Penjaringan dengan total 48 kelurahan.
Untuk menyelesaikan pipa pengumpul pada zona I sebesar Rp 6,7 triliun.
Jakarta akan dibagi ke dalam 15 zona pengolahan air limbah. Ini terdiri dari 14 zona rencana yang akan dibangun dan ditambah dengan pengolahan air limbah di Setiabudi yang sudah eksisting disebut zona nol.
Pada tahap awal pembangunan jaringan pipa yang terhubung ke pipa utama dilakukan di zona satu dan zona enam.
Pemilihan zona ini karena dipandang paling layak secara keekonomian.
Luas cakupan zona satu ini mencapai 4.901 Ha dengan target sambungan rumah sebanyak 101.925 keluarga.
Panjang pipa pengolahan air limbah zona ini mencapai 758 kilometer.
Sedangkan pusat pengolahan di Zona 6 akan dibangun di Duri Kosambi.Sedangkan Zona 6 akan dibangun di kawasan barat Jakarta.
Menurut Maliki meski sudah memiliki jaringan pipa, untuk kawasan pemukiman yang abu-abu ataupun peruntukannya dilarang, pembangunan tetap dilayani dengan sistem mobil.