Bisnis.com, JAKARTA—Porsi penyaluran kredit perbankan kepada sektor usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di dalam negeri dinilai masih terlalu kecil, padahal sektor itu menjadi penopang ketika krisis ekonomi global menghantam.
Anggota Dewan Komisioner Bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Kusumaningtuti S. Soetiono mengatakan sektor UMKM masih minim mendapatkan kucuran kredit, sehingga belum optimal menggerakkan perekonomian.
“Ketimpangannya masih sangat besar. Penyaluran kredit bagi UMKM masih kecil, padahal 99% dari aktivitas bisnis di tanah air berasal dari sektor ini,” ujarnya dalam seminar Strategi dan Tantangan Edukasi Keuangan Bagi Ibu Rumah Tangga dan UMKM di Jakarta, Kamis (7/8/2014).
Mengutip data Kementerian Koperasi dan UMKM, dia menyebutkan kucuran kredit ke UMKM baru berkisar 18% dari total penyaluran kredit, atau Rp635 triliun dari total kredit yang mencapai Rp3.500 triliun.
Padahal jumlah UMKM berkisar 56 juta unit yang berkontribusi hingga 97% terhadap penyerapan tenaga kerja, atau mencakup 107 juta tenaga kerja dalam negeri.
“Artinya, rata-rata satu unit UMKM hanya mendapatkan kredit Rp11,2 juta,” ujarnya, “bandingkan dengan 4.968 unit usaha skala besar yang menerima penyaluran kredit rata-rata Rp575 miliar.”
Dia mengatakan minimnya literasi keuangan menjadi salah satu penyebab kecilnya porsi kredit yang diterima UMKM. Dari hasil survei OJK tahun lalu di 20 provinsi terhadap 8.000 responden menunjukkan, untuk sektor UMKM tingkat literasi mencapai 40,70% sedangkan tingkat utilisasi 60,62%.
Namun, OJK katanya, akan memfokuskan pemberian edukasi kepada UMKM dan ibu rumah tangga tahun ini sesuai arahan presiden dalam Strategi Nasional Literasi Keuangan Indonesia (SNLKI) yang diluncurkan tahun lalu.
Terpisah, Direktur Utama Bank DKI Eko Budiwiyono mengakui porsi kredit UMKM yang disalurkan perbankan masih kecil. Bank DKI sendiri baru menyalurkan sekitar 10% dari total penyaluran kredit Rp21,7 triliun sepanjang semester I/2014.
“Memang masih sangat kecil, tetapi ke depan kami akan fokus menggarap sektor itu. Nanti kami juga akan buka gerai usaha mikro Bank DKI di seluruh pasar di Jakarta. Di beberapa kantor cabang sekarang sudah ada,” katanya.
Dia menyebutkan potensi pengembangan kredit UMKM di Jakarta masih sangat besar, mengingat 153 pasar di ibukota negara itu belum digarap maksimal. Dalam waktu dekat, dia berencana sektor itu segera mereka garap.