Bisnis.com, JAKARTA-- Pemprov DKI menargetkan pada 2016 Jakarta bebas dari angkutan umum yang berhenti dan menunggu di sembarangan tempat atau 'ngetem'.
Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Basuki 'Ahok' Tjahaja Purnama mengatakan untuk mewujudkan angkutan umum bebas 'ngetem', pembayaran angkutan umum akan dihitung per rupiah per kilometernya.
Menurutnya dengan penghitungan pembayaran per kilometer tersebut akan membuat angkutan umum di Jakarta tidak lagi menunggu di sembarang tempat untuk memenuhi target setoran.
"Target kami 2016 seluruh angkutan Jakarta enggak ada yang ngetem karena bayarnya per rupiah per kilometer. Konsepnya kaya gitu, lebih gampang," ujarnya di Balai Kota, Senin (2/6/2014).
Saat ini Pemprov DKI juga sedang menyiapkan dan mempercepat mekanisme pelayanan Transjakarta, seperti standar pelayanan minimum (SPM).
"Standar operasi minimum tiap 7 menit atau 10 menit ada bus, klo malam tiap setengah jam," kata Ahok.
Pemprov juga berencana akan memberikan public service obligation (PSO) kepada para penumpang Transjakarta. Nantinya, para penumpang hanya membayar setengah dari harga tiket dan sisanya dibayar oleh pemprov melalui PSO.
"Kalau harganya Rp7.000 mereka hanya bayar Rp3.500, sisanya Rp3.500 dibayarkan melalui PSO. Dinas Perhubungan tahun depan akan menganggarkan uang untuk di kasi ke PT Transjakarta," ucap Mantan Bupati Belitung Timur ini.