BISNIS.COM, JAKARTA--Ketua Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) Anton Medan mengaku tidak ingin berdamai dengan Farhat Abbas.
Fatha sendiri sudah ditetapkan menjadi tersangka kasus penghinaan etnis Cina kepada Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahja Purnama atau Ahok melalui akun twitternya beberapa waktu lalu.
Menurut Anton, penolakan damainya itu lebih dikarenakan sebagai suatu pembelajaran bagi masyarakat terhadap kasus penghinaan etnis Tionghoa yang kerap tidak terselesaikan.
"Untuk apa berdamai kalau nantinya tidak ada pembelajaran dari peristiwa ini. Saya tidak dendam dengan Farhat, tetapi ini agar publik tahu mana yang boleh mana yang tidak.
Kasus bukan saja kaitannya dengan Ahok, tetapi Cina itu bukan hanya Ahok," ujar Anton di Jakarta, Selasa (28/5/2013).
Anton juga menegaskan akan melanjutkan kasus ini hingga ke pengadilan sesuai hukum yang berlaku.
"Di Indonesia ada hukum, sudah saatnya hukum ditegakkan, pengacara bukan orang yang kebal hukum, siapapun bisa diproses. Yang pasti kami etnis Tionghoa kecewa dengan apa yang diungkapkan oleh Farhat," tegasnya.
Kasus Farhat bermula saat kicauannya di akun twitter @farhatabbaslaw Farhat menulis "Ahok sana sini protes plat pribadi B 2 DKI dijual polisi ke orang umum katanya! Dasar Ahok plat aja diributin! Apapun platnya tetap Cina!".
Laporan ini tercatat dalam LP/86/I/2013/PMJ/Ditreskrimsus dengan tuduhan Pasal 28 ayat (2) UU RI No 11 Tahun 2008 tentang ITE dengan ancaman penjara 6 tahun.(yop)
FARHAT ABBAS Dianggap Singgung SARA, Anton Medan Tak Mau Damai
BISNIS.COM, JAKARTA--Ketua Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) Anton Medan mengaku tidak ingin berdamai dengan Farhat Abbas.Fatha sendiri sudah ditetapkan menjadi tersangka kasus penghinaan etnis Cina kepada Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahja
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
13 jam yang lalu
Ada yang Masuk & Borong Jumbo Saham PGAS Jelang Tutup 2024
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
11 jam yang lalu
Kejati DKJ Geledah Kantor Dinas Kebudayaan Jakarta!
14 jam yang lalu
Pemprov Jakarta Siap Terapkan Kenaikan PPN 12% Tahun Depan
14 jam yang lalu
Pramono Anung Buka Pintu untuk KIM Plus jika Ingin Bergabung
14 jam yang lalu