Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Buka Sejumlah Rute Baru, Pramono Akui Operasional Transjabodetabek Bebani APBD Jakarta

Gubernur Jakarta Pramono Anung mengakui bahwa operasional layanan Transjabodetabek memberikan beban terhadap APBD Jakarta.
Gubernur Jakarta Pramono Anung menggunakan transportasi umum dari Halte Taman Suropati, Jakarta Pusat, Rabu (30/4/2025)/Bisnis-Jessica Gabriela Soehandoko
Gubernur Jakarta Pramono Anung menggunakan transportasi umum dari Halte Taman Suropati, Jakarta Pusat, Rabu (30/4/2025)/Bisnis-Jessica Gabriela Soehandoko

Bisnis.comJAKARTA - Gubernur Jakarta Pramono Anung mengakui bahwa operasional layanan Transjabodetabek yang menjangkau wilayah penyangga memang memberikan beban terhadap Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Jakarta.

Pasalnya, akhir-akhir ini, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jakarta juga telah melakukan perluasan rute Transjabodetabek, yang meliputi ke arah Bogor, Depok, Alam Sutera, Bekasi, dan Pantai Indah Kapuk (PIK) 2. 

"Persoalannya, kalau saya bilang tidak membebani, tidak mungkin. Pasti membebani," ujarnya dalam keterangannya kepada media di Jakarta Pusat, Rabu (11/6/2025).

Namun demikian, Pramono menegaskan bahwa Pemprov Jakarta tetap berkomitmen untuk mengembangkan transportasi Jakarta, yakni dari KLB dan TOD. 

"Misalnya lah, urusan KLB [koefisien lantai bangunan], TOD [transit oriented development] itu kita gunakan untuk membangun Jakarta," ujar Pramono. 

Penerapan Tarif Parkir dan ERP

Diberitakan sebelumnya, Pemprov Jakarta berencana menaikkan tarif parkir untuk mensubsidi 15 golongan masyarakat agar dapat menggunakan transportasi umum secara gratis. 

Pramono mengatakan, kebijakan ini juga bertujuan untuk mendorong peralihan dari kendaraan pribadi ke transportasi umum. 

“Yang pertama mohon maaf bagi orang-orang yang mampu, nanti pelan-pelan parkirnya saya mau naikkan,” ujar Pramono di Lippo Mall Nusantara, Jakarta Pusat, Selasa (10/6/2025).

Selain tarif parkir, Pramono juga menegaskan akan menerapkan skema Electronic Road Pricing (ERP) bagi masyarakat yang dinilai mampu.

Pramono menambahkan, kebijakan ini diambil karena saat ini pengguna kendaraan pribadi di Jakarta hanya sekitar 21%, sementara konektivitas transportasi umum telah mencapai 91%. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper