Bisnis.com, JAKARTA — Bank Indonesia memperkirakan perekonomian Jakarta 2025 tumbuh pada batas bawah kisaran 4,60% - 5,40% (year-on-year) dari 4,90% pada 2024. Inflasi juga diproyeksi terkendali.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jakarta Arlyana Abubakar mengatakan bahwa dari sisi pengeluaran, investasi khususnya dari swasta, diperkirakan menjadi penggerak perekonomian Jakarta pada 2025. Hal ini sejalan dengan masih berlanjutnya proyek-proyek strategis, khususnya yang bersifat multitahun.
“Dari sisi lapangan usaha, prospek pertumbuhan ditopang oleh lapangan usaha konstruksi sejalan dengan meningkatnya investasi,” tuturnya dalam paparan mengenai Perkembangan dan Prospek Perekonomian Jakarta, di Jakarta Pusat, Kamis (8/5/2025).
Namun demikian, sejumlah risiko global perlu diwaspadai. Risiko tersebut antara lain meliputi perlambatan ekonomi global, meningkatnya fragmentasi perdagangan yang semakin meluas, serta berlanjutnya ketegangan geopolitik.
Di sisi lain, inflasi Jakarta untuk keseluruhan 2025 diperkirakan tetap terkendali dalam sasaran kurang lebih 2,5% (yoy). Perkiraan ini didukung oleh terkendalinya inflasi pangan, seiring dengan cuaca yang lebih kondusif dan penguatan program Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP).
Meski demikian, Arlyana mengingatkan masih adanya risiko inflasi, terutama akibat ketidakpastian geopolitik global.
Baca Juga
“Yaitu masih berlangsungnya tensi geopolitik sehingga berdampak pada volatilitas harga pangan dan energi global serta berlanjutnya kenaikan harga emas global,” jelasnya.
Diberitakan sebelumnya, Perekonomian Jakarta tumbuh sebesar 4,95% (year on year/yoy) pada kuartal I/2025, melampaui pertumbuhan ekonomi nasional yang tercatat sebesar 4,87%.
Arlyana menyampaikan bahwa perekonomian Jakarta tetap menunjukkan kinerja yang solid di tengah berbagai dinamika global dan nasional.
“Pertumbuhan Jakarta ini memang bisa dibilang masih tetap tumbuh kuat. Di kita Jakarta tumbuh kuat 4,95%,” tutur Arlyana.
Dia menjelaskan pertumbuhan ekonomi Jakarta pada Kuartal I/2025 ditopang oleh tiga komponen utama dari sisi pengeluaran, yakni konsumsi rumah tangga, investasi, dan konsumsi pemerintah.