Bisnis.com, JAKARTA — Bank Indonesia (BI) menilai Jakarta masih menghadapi tantangan dalam hal investasi. Hal ini tercermin dari tingginya nilai Incremental Capital Output Ratio (ICOR).
Kepala Perwakilan BI Provinsi Jakarta Arlyana Abubakar mengungkapkan bahwa ICOR Jakarta pada 2023 tercatat sebesar 7,86, berada di atas rata-rata nasional yang berada di angka 6,33.
“ICOR yang tinggi itu mencerminkan mobil yang boros, tidak efisien. Ibaratnya seperti itu,” jelas Arlyana dalam paparannya mengenai Perkembangan dan Prospek Perekonomian Jakarta, di Jakarta Pusat, Kamis (8/5/2025).
Tingginya ICOR, lanjutnya, mencerminkan efisiensi investasi yang masih rendah. Hal ini juga tercermin dari penurunan produktivitas tenaga kerja.
“Jadi ICOR yang masih tinggi dan juga penurunan dalam produktivitas tenaga kerja, dapat menghambat percepatan pemulihan dan pertumbuhan ekonomi. Itu kira-kira tantangannya kita” jelasnya.
Sebagai informasi, Perekonomian DKI Jakarta tumbuh sebesar 4,95% (year on year/yoy) pada kuartal I/2025, melampaui pertumbuhan ekonomi nasional yang tercatat sebesar 4,87%.
Baca Juga
Arlyana menyampaikan bahwa perekonomian Ibu Kota tetap menunjukkan kinerja yang solid di tengah berbagai dinamika global dan nasional.
“Pertumbuhan Jakarta ini memang bisa dibilang masih tetap tumbuh kuat. Di kita Jakarta tumbuh kuat 4,95%,” tutur Arlyana dalam paparannya mengenai Perkembangan dan Prospek Perekonomian Jakarta, di Jakarta Pusat, Kamis (8/5/2025).
Adapun, pertumbuhan ekonomi Jakarta pada Kuartal I/2025 ditopang oleh tiga komponen utama dari sisi pengeluaran, yakni konsumsi rumah tangga, investasi dan konsumsi pemerintah.