Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pedagang Daging di DKI Jakarta Mogok Jualan, PD Dharma Jaya Keteteran

Konsumsi masyarakat DKI Jakarta terhadap daging sapi mencapai 7.000 ton per hari, sedangkan pasokan daging dari BUMD PD Dharma Jaya hanya 700 ton per bulan.
Ilustrasi - Pedagang menata daging sapi dagangan di los daging, Pasar Kramat Jati, Jakarta, Senin (29/5)./Antara-Galih Pradipta
Ilustrasi - Pedagang menata daging sapi dagangan di los daging, Pasar Kramat Jati, Jakarta, Senin (29/5)./Antara-Galih Pradipta

Bisnis.com, JAKARTA — Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian (KPKP) DKI Jakarta mencatat konsumsi masyarakat DKI Jakarta terhadap daging sapi mencapai 7.000 ton per hari. Di sisi lain, ketersediaan daging dari BUMD PD Dharma Jaya hanya berada di kisaran 700 ton per bulan.

“Kurang lebih konsumsi masyarakat 7.000 ton dan di Dharma Jaya stoknya di kisaran 700 ton per bulan. Tetapi itu kan stok yang kelihatan ada stok-stok di kantong-kantong seperti super market dan 1,2 ton akan didatangkan dari BKP,” kata Pelaksana tugas Kepala Dinas KPKP DKI Jakarta Suharini Eliawati melalui sambungan telepon pada Kamis (21/1/2021).

Hal itu diungkapkan oleh Suharini menyusul aksi mogok dari dari Asosiasi Pedagang Daging Indonesia (APDI) Provinsi DKI Jakarta buntut dari harga daging yang telah menembus di angka Rp130.000 per kilogram di tingkat pengecer.

“Untuk antisipasi kekosongan stok ini, Dinas KPKP bekerja sama dengan Badan Ketahanan Pangan Kemenperin untuk menyediakan daging di Jakarta dengan harga di kisaran Rp70.000 sampai Rp90.000 per kilogram,” kata dia.

Sebelumnya, para pedagang daging sapi di kawasan Jabodetabek yang tergabung dalam APDI memulai aksi mogok jualan pada hari ini, Rabu (20/1/2021).

Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) APDI Asnawi menjelaskan kenaikan harga telah dirasakan dari sisi usaha penggemukan sapi bakalan eks-impor. Dia mengatakan importir telah memperoleh harga yang tinggi dari negara produsen.

Selama ini, impor sapi bakalan yang dilakukan RI berasal dari Australia. Asnawi mengemukakan harga sapi bakalan telah menyentuh US$3,6 per kilogram bobot hidup dan harga per Januari-Februari 2021 di kisaran US$3,9 per kilogram bobot hidup.

“Ini belum termasuk biaya bongkar muat pelabuhan dan biaya angkutan. Sejak Juli total kenaikan Rp13.000 per kilogram,” ujar Asnawi.

Kenaikan ini lantas berimbas ke rantai pasok lainnya. Asnawi mengatakan kenaikan harga daging di distributor telah mencapai Rp12.000 per kilogram, sehingga harga daging yang mulanya Rp115.000 per kilogram menjadi Rp125.000 sampai Rp127.000 per kilogram.

Akibat tingginya harga daging di distributor, banyak pedagang yang harus menjual dengan harga Rp130.000 per kilogram di tingkat pengecer.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper