Bisnis.com, JAKARTA – Jakarta Smart City menggandeng Cartenz Group untuk kolaborasi pengembangan aplikasi Jejak.
Aplikasi jejak ini menyasar fungsi untuk melakukan pemindaian gerak orang melalui kode batang. Terlebih dahulu pengguna melakukan pemindaian kode batang dua dimensi atau QR Code.
Yudhistira Nugraha, Direktur Jakarta Smart City (JSC) mengharapkan aplikasi tersebut dapat menjadi salah satu langkah untuk membantu mengendalikan penyebaran pandemi Covid-19 di wilayah DKI Jakarta.
“Jejak adalah sebuah aplikasi berbasis mobile yang dapat melakukan pemindaian pergerakan individu melalui kode QR. Teknologi ini akan memberikan sebuah gambaran lokasi pergerakan pasien positif Covid-19 selama 14 hari kebelakang,” katanya dalam keterangan tertulis, Senin (15/6/2020).
Menurutnya, MoU ini merupakan langkah strategis antara swasta dan pemerintah, dimana JSC sebagai Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) di bawah Dinas Komunikasi, Informatika dan Statistik Pemerintah Provinsi DKI Jakarta (Diskominfotik) . Langkah ini diharapkan dapat menyelesaikan permasalahan kota.
Aplikasi ini ditawarkan secara gratis. Perangkat akan melakukan pemindaian kode unik QR dari setiap individu di pusat keramaian. Pemindaian ini bertindak sebagai pencatat riwayat kunjungan yang kemudian akan digunakan para petugas pengendali Covid-19.
Apabila ditemukan sebuah kasus baru di titik lokasi yang pernah dikunjungi, maka para petugas bisa mendapatkan data secara akurat terkait siapa saja yang pernah mengunjungi lokasi tersebut.
“Kolaborasi ini merupakan salah satu bentuk dari implementasi Smart City 4.0, yaitu pemerintah menjadi kolaborator dan masyarakat dapat mengambil peran sebagai co-creator. Prinsip-prinsip pengembangan ekosistem Smart City 4.0 mulai dari mobile first, system dan data driven technology, digital experience, serta smart collaboration kami terapkan dalam skema kolaborasi ini,” katanya.