Bisnis.com, JAKARTA--Inflasi di DKI Jakarta pada Mei 2019 tercatat sebesar 0,59% (mtm), meningkat dibandingkan dengan inflasi bulan sebelumnya yang tercatat 0,40% (mtm).
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi DKI Jakarta Hamid Ponco Wibowo mengatakan peningkatan tersebut terjadi pada hampir seluruh kelompok pengeluaran terutama pada kelompok bahan makanan.
"Dengan perkembangan tersebut, inflasi IHK sampai dengan Mei 2019 tercatat sebesar 1,64% (ytd), atau secara tahunan sebesar 3,50% (yoy), meningkat dari bulan lalu sebesar 3,37% (yoy)," katanya dalam siaran pers, Selasa (11/6/2019).
Dia menuturkan meningkatnya tekanan inflasi Mei 2019 bersumber dari kelompok pengeluaran bahan makanan. Kelompok ini tercatat mengalami inflasi sebesar 2,03% (mtm), lebih tinggi dibandingkan dengan inflasi April 2019 sebesar 0,98% (mtm).
Tingginya inflasi pada kelompok ini disumbang oleh kenaikan harga pada subkelompok daging dan hasil-hasilnya, khususnya pada komoditas daging ayam ras yang tercatat mengalami inflasi hingga 5,98% (mtm). Subkelompok telur, susu, dan hasil-hasilnya juga mencatat inflasi yang cukup tinggi, terutama disumbang oleh komoditas telur ayam ras dengan inflasi sebesar 3,50% (mtm).
Lebih lanjut pada subkelompok bumbu-bumbuan, tekanan inflasi terjadi pada komoditas cabai merah dan bawang putih yang masing-masing tercatat sebesar 17,16% (mtm) dan 14,75% (mtm). Cukup tingginya inflasi pada beberapa komoditas tersebut didorong meningkatnya permintaan masyarakat sepanjang pelaksanaan puasa dan untuk persiapan hari raya Idul Fitri.
Kelompok makanan jadi pada Mei 2019 juga memberikan tekanan yang lebih tinggi pada inflasi di Jakarta. Kelompok ini tercatat mengalami inflasi sebesar 0,76% (mtm), meningkat dibandingkan dengan inflasi pada bulan sebelumnya sebesar 0,34% (mtm).
"Inflasi kue kering berminyak pada bulan Mei 2019 yang tercatat sebesar 4,04% [mtm] menjadi salah satu penyebab inflasi pada kelompok ini," jelasnya.
Lebih tingginya inflasi pada bulan Mei 2019 juga dikontribusi oleh kelompok pengeluaran Transpor. Kelompok pengeluaran ini mencatat inflasi sebesar 0,32% (mtm), lebih tinggi dibandingkan dengan inflasi bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 0,16% (mtm).
Meningkatnya inflasi kelompok ini terutama didorong oleh inflasi angkutan antarkota yang mencapai 7,50% (mtm), sejalan dengan kenaikan harga angkutan tersebut menjelang musim mudik Idul Fitri. Hampir seluruh perusahan otobus menaikkan tarif bus Antar-Kota Antar-Provinsi (AKAP) mulai H-10.
Kenaikan ini terjadi baik pada kelas ekonomi maupun kelas eksekutif, sehingga mendorong terjadinya inflasi kelompok transport secara keseluruhan.
"Di sisi lain, kebijakan pemerintah menurunkan tarif batas atas tiket pesawat udara berdampak pada deflasi tarif angkutan udara sebesar 1,31% (mtm)," ungkapnya.
Hamid Ponco menuturkan jika memerhatikan berbagai perkembangan harga di pasar serta bauran kebijakan pemerintah, inflasi pada Juni 2019 dan keseluruhan tahun diprakirakan tetap terkendali.
Permintaan masyarakat terhadap bahan pangan dan jasa transportasi akan berangsur-angsur berkurang, seiring dengan berlalunya momen hari raya Idul Fitri.
"Tekanan inflasi kemudian cenderung lebih rendah dibandingkan dengan bulan sebelumnya," tuturnya.