Bisnis.com, JAKARTA - Februari 2019, DKI Jakarta mengalami inflasi sebesar 0,26% (mtm) atau lebih tinggi dibandingkan inflasi Januari 2019 sebesar 0,24% (mtm).
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi DKI Jakarta Trisno Nugroho mengatakan inflasi Februari dipengaruhi oleh kenaikan biaya tempat tinggal dan tarif transportasi udara yang melonjak signifikan.
"Peningkatan tersebut ini menyebabkan inflasi DKI Jakarta lebih tinggi dibandingkan dengan nasional yang mencatat deflasi 0,08% [mtm] dan rata-rata inflasi Ibu Kota pada bulan Februari tiga tahun sebelumnya sebesar 0,21% [mtm]," katanya, Jumat (1/3/2019).
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik DKI Jakarta, inflasi Februari 2019 terutama disumbangkan oleh kelompok pengeluaran perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar, yang tercatat mengalami inflasi sebesar 0,56% (mtm).
Harga sewa rumah dan kontrak rumah di DKI Jakarta mengalami kenaikan harga yang cukup signifikan, seiring dengan penyesuaian harga tahunan yang banyak dilakukan oleh para pelaku usaha.
Meski demikian, kondisi ini berbeda dengan tahun 2018, yang pada dua bulan pertama tidak mengalami kenaikan harga.
Dia menuturkan harga tiket pesawat tetap mengalami kenaikan yang cukup tinggi pada bulan lalu. Padahal, terjadi penurunan harga avtur nasional seiring rendahnya harga minyak dunia.
Trisno menilai kenaikan permintaan jasa transportasi pada libur panjang Hari Raya Imlek, yang banyak dimanfaatkan masyarakat untuk berpergian ke luar kota.
"Hal ini mendorong peningkatan tarif transportasi meningkat, seperti angkutan udara dan kereta api," katanya.
Walau demikian, langkah pemerintah menurunkan harga BBM nonsubsidi seperti pertamax dan pertamina dex, menjadi faktor penahan laju inflasi kelompok pengeluaran transport, komunikasi dan jasa keuangan dari gejolak yang berlebih. Pada Februari 2018 kelompok ini tercatat mengalami inflasi sebesar 0,31% [mtm].
Trisno melanjutkan inflasi Februari 2019 tertahan oleh kelompok pengeluaran bahan makanan yang mengalami deflasi sebesar 0,49% (mtm). Deflasi terutama disebabkan turunnya harga-harga pangan utama di DKI Jakarta.
Harga bawang merah dan cabai merah mengalami penurunan harga yang cukup dalam karena melimpahnya pasokan di pasar-pasar ibukota. Pasokan yang melimpah juga terjadi pada daging ayam ras dan telur ayam ras.
Hal tersebut mendorong komoditas-komoditas tersebut mengalami penurunan harga. Dibandingkan dengan Januari 2019, perkembangan harga beras pada Februari 2019 lebih terkendali, sehingga tekanan inflasi pada komoditas tersebut menurun.
"Kondisi ini berbeda dengan tahun 2018, yang pada 2 bulan pertama komoditas beras mengalami kenaikan harga yang cukup tinggi," jelasnya.