Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

DPRD DKI Minta Limbah B3 Marunda Ditangani Serius

(DPRD) DKI Jakarta meminta Pemerintah Provinsi DKI Jakarta serius menangani limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) yang hari ini dikabarkan menumpuk di beberapa titik sekitar Rusun Marunda, Jakarta Utara.
Ilustrasi/limbahb3.blogspot.com
Ilustrasi/limbahb3.blogspot.com

Bisnis.com, JAKARTA--Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta meminta Pemerintah Provinsi DKI Jakarta serius menangani limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) yang hari ini dikabarkan menumpuk di beberapa titik sekitar Rusun Marunda, Jakarta Utara.

Dikabarkan juga, tumpukan limbah yang sekilas terihat seperti pasir ini, digunakan warga sekitar untuk dijadikan urukan guna membangun rumah atau bangunan toko.

"Ini tanggung jawab pemeritah, dalam hal ini Dinas Lingkungan Hidup, mengapa limbah tersebut bisa beredar, bahkan digunakan oleh masyarakat sebagai material ini kan sangat berbahaya. Ini harus disikapi dengan serius oleh pemerintah," kata Sekretaris Komisi E (Bidang Kesra) DPRD DKI Jakarta, Veri Yonnevil, saat dihubungi Antara di Jakarta, Sabtu.

Politisi Partai Hanura tersebut meminta kepada Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta untuk segera turun ke lapangan dan segera mengangkat limbah-limbah tersebut mengingat sangat berbahaya bagi masyarakat.

"Saya baru dapat kabar ini. Saya akan coba telpon Kadis sekarang untuk menanyakan hal ini dan meminta untuk segera lakukan tindakan-tindakan yang dibutuhkan," ujar Veri.

Berdasarkan informasi yang didapatkan Antara sebelumnya, ada tumpukan berupa pasir di beberapa titik sekitar rumah susun Marunda, Jakarta Utara yang diduga Spent Bleaching Earth (SBE) yang masuk kategori limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) sesuai dengan Peraturan Pemerintah RI nomor 101 tahun 2014, masuk dalam kategori dua.

Kepala Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta Isnawa Adji saat dihubungi mengatakan berdasarkan pengakuan masyarakat, sumber limbah SBE tersebut, berasal dari industri yang berada di Kawasan Industri Pulo Gadung.

Setelah dilakukan verifikasi lapangan, Dinas LH bersama Sudin LH Jakarta Utara dan unsur Kelurahan Marunda menemukan ada oknum masyarakat yang menjadi perantara untuk penyediaan SBE tersebut untuk kemudian digunakan dan dimanfaatkan warga untuk dijadikan urukan guna membangun rumah atau bangunan toko.

"Oknum tersebut telah dimintai keterangan terkait limbah dimaksud. Menurut keterangannya bahwa limbah diangkut menggunakan truk dan dicegat pada malam hari selanjutnya dijual kepada warga yang memesan," kata Isnawa.

Ternyata selama ini masyarakat tahu bahwa pasir itu adalah limbah, tetapi tidak tahu bahwa limbah tersebut adalah termasuk kategori limbah B3.

Menurut Veri, adanya ketidaktahuan masyarakat atas jenis limbah tersebut juga menjadi tanggung jawab pemerintah provinsi DKI Jakarta yang patut dipertanyakan.

"Ada ketidaktahuan masyarakat di situ, yang masalah dinas terkaitnya. Tanggung jawabnya kita pertanyakan juga. Limbah B3 itu tidak boleh ada di lingkungan penduduk ada aturannya itu radius berapa jaraknya. Sekarang mengapa ada limbah di sana, itu jadi pertanyaan saya," ucap Veri.

Limbah SBE berdasarkan beberapa pengamat akan berbahaya bila terkena air. Meskipun warga sekitar Marunda tidak menggunakan air tanah, namun efek yang ditimbulkan bagi kesehatan kemungkinan tetap ada.

Bahan bangunan yang telah dihindari pemakaiannya karena berbahaya misalnya asbes karena serbuknya dapat merusak sistem pernafasan.

Situasi sama juga pernah diberitakan dalam pengerjaan jalan di daerah Jawa Timur yang menggunakan bahan namun limbah untuk perekat sebelum dilapisi dengan batu halus dan aspal yang akan berdampak buruk jika meresap ke air tanah.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Rustam Agus
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper