Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Cerita Sandi Agar DKI Dapat WTP: Saya Minta Perpanjangan Waktu, Saya Cium Tangan Teman-Teman BPK

Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno mengatakan prestasi opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) yang didapat dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) didapat berkat kerja keras berbagai pihak.
Wajib pajak berjalan menuju bilik tax amnesty di Kantor Pusat Ditjen Pajak, Jakarta, Rabu (29/3)./Antara-Akbar Nugroho Gumay
Wajib pajak berjalan menuju bilik tax amnesty di Kantor Pusat Ditjen Pajak, Jakarta, Rabu (29/3)./Antara-Akbar Nugroho Gumay

Bisnis.com, JAKARTA -- Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno mengatakan prestasi opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) yang didapat dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) didapat berkat kerja keras berbagai pihak.

Dia pun menceritakan masa-masa kritis sebelum tim Pemprov DKI menyerahkan Laporan Keuangan tahun anggaran 2017 kepada pihak BPK untuk diaudit.

"Sedikit cerita di belakang ini, sekitar 2-3 minggu sebelumnya kami hampir pesimis. Karena total aset yang belum terpetakan mencapai Rp170 triliun," katanya saat konferensi pers di Balai Kota DKI, Rabu (30/5/2018).

Dia menuturkan permasalahan aset merupakan hambatan terbesar bagi pemerintah Ibu Kota untuk meraih predikat WTP. Pasalnya, dari total aset DKI Jakarta sebesar Rp500 triliun, hampir sepertiganya belum jelas keberadaan atau data-datanya.

Hal itu, lanjutnya, membuat para satuan kerja perangkat daerah pesimistis bisa meraih predikat WTP pada tahun ini. Sandi pun bilang semua pihak harus bekerja lebih keras agar bisa mencapai target.

"Saya minta perpanjangan waktu. Saya mohon-mohon, saya cium tangan teman-teman BPK. Sya kumpulkan teman-teman dinas. Saya bilang di ruangan ini, saya minta pak Sekda hadir juga. Saya sampaikan mau ngga kita WTP. (Dijawab) mau, WTP pasti bisa," ungkapnya.

Sandi memaparkan [predikat] WTP sesungguuhnya berpulang kepada masing-masing dinas atau satuan kerja perangkat daerah (SKPD). Semua elemen di SKPD harus memiliki kemauan mencapai target WTP, yaitu dengan menyelesaikan semua instruksi BPK.

Setelah itu, dia melihat banyak perbaikan terjadi. Dinas-dinas bekerja sesuai tupoksi dan target kerja masing-masing.

"Singkat kata, alhamdulillah itu kayak nonton bola. Dari Rp 170 triliun turun menjadi Rp100 triliun, lalu menjadi Rp50 Triliun. Di menit-menit terakhir itu angkanya masih Rp3 triliun-Rp4 triliun," jelasnya.

Petugas Badan Aset Daerah DKI Jakata, lanjutnya, bahkan menggunakan aplikasi google map untuk mengecek lokasi-lokas aset yang belum terpetakan.

Peta google itu diperbesar (zoom), dipotret dari udara, lalu diukur luasannya, hingga akhirnya dikirim tim ke sana untuk potret.

"Dipastikan [lokasinya] misalnya Taman Pocong. Di mana itu Taman Pocong? Ngga ada yang tahu, oh dekat Pancoran. Berarti dekat kantornya BPK. Kirim ke sana. Karena di google map sendiri juga tidak ada," lanjutnya.

Sandi pun merasa senang karena kerja keras dia dan SKPD membuahkan predikat WTP dari BPK.

"Alhamdulillah pada saat terakhir, sebelum saya berangkat (umrah) kemarin, angkanya sudah jauh di bawah angka materialitas. Di bawah Rp200 miliar. Berkat semua tim, asistensi yang ikut mengawal prosesnya. Kita pahami juga ini akhirnya bisa mendapatkan predikat WTP," katanya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper