Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta merencanakan segera merehab gedung Blok G Pasar Tanah Abang lantaran keberadaannya saat ini sepi dari pedagang dan pengunjung.
Kepala Humas PD Pasar Jaya Gatra Vaganza menyatakan bahwa saat ini badan usaha milik daerah (BUMD) DKI tersebut sedang mematangkan sejumlah opsi atau pilihan upaya untuk merehab pasar tersebut agar kembali menggeliat.
"Iya secepatnya akan direhab, sudah ada beberapa opsi besar yang kemungkinan bisa diambil untuk kembali menggeliatkan Blok G Tanah Abang," ujarnya, kepada Bisnis, Rabu (11/1).
Menurut Gatra, sejumlah opsi tersebut, antara lain, pertama dengan dibangunkan jembatan layang atau skybridge yang menghubungkan Stasiun Tanah Abang dengan lantai tiga Blok G, yang dimaksudkan untuk mempermudah akses ke Blok G.
Opsi lainnya, membongkar lantai dasar untuk dijadikan lahan parkir. Pasalnya, keterbatasan lahan parkir di sana turut menjadi alasan pengunjung enggan berkunjung ke Blok G.
Pilihan rencana lainnya, yakni dibongkar total dan dibangun kembali dengan terintegrasi rusun di atasnya, sehingga akan banyak aktifitas masyarakat di sana.
"Tapi itu semua belum mengerucut, dan kita sedang coba cari formula terbaik untuk pasar tersebut agar bisa hidup kembali," ujarnya.
PD Pasar Jaya saat ini sedang mematangkan segala opsi tersebut dan secepatnya melaporkan kepada Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta untuk diambil pilihan terbaik.
Sumarsono, Plt Gubernur Provinsi DKI Jakarta mengatakan hal senada dan pihaknya bertekad ingin menghidupkan kembali pasar yang diketahui telah diresmikan Joko Widodo, saat masih menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta beberapa tahun silam itu.
"Pembahasan Blok G ini sangat alot, memang pernah ada beberapa wacana terhadap permasalahan di Blok G ini," ujarnya.
Sumarsono yang akrab disapa Soni tersebut mengatakan beberapa opsi sebelumnya juga pernah dibahas, bahkan saat Sutiyoso menjabat Gubernur DKI Jakarta.
"Ada juga opsi membongkar seluruh bangunan di Blok G dan mendesain ulang bangunan tersebut dan dijadikan tempat parkir saja. Ada juga wacana menggratiskan sewa kios di sana selama enam bulan, dll. Ini belum ada keputusan dan sedang dilakukan pengkajian," ujarnya.
Soni mengakui kondisi pasar dengan jumlah kios 2.272 terbagi sesuai peruntukannya tersebut, saat ini semakin ditinggalkan pembeli maupun pedagangnya, sehingga semakin sepi.
Menurutnya terdapat tiga penyebab utama yang membuat sepinya pembeli ke Blok G. Pertama, dikarenakan sarana parkir yang tidak mendukung sehingga menyulitkan konsumen.
Lalu, kata dia, yang tidak kalah penting adalah kurangnya fasilitas air conditioner (AC) di sana, sehingga mengurangi kenyamanan.
Persoalan ketiga, banyak yang menutup kios dan berdampak bagi pedagang lainnya yang berjualan, sehingga mereka yang tersisa pun akhirnya ikut meninggalkan kiosnya.
"Karena yang tiga lantai di atas semua tutup, membuat semua pedagang tersisa turun ke jalan. Saat ini yang masih jualan hanya di lantai satu," ujarnya.
Pihaknya berharap semua pihak serius dan fokus menangani persoalan tersebut.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi DKI Jakarta Tuty Kusumawati menambahkan saat ini sejumlah skenario tersebut sedang dimatangkan PD Pasar Jaya termasuk persiapan sebelum dilakukan rehab.
"Sejumlah opsi sedang dimatangkan, termasuk persiapan mencari lokasi penampungan sementara bagi para pedagang yang terkena rehab itu," ujarnya.