Bisnis.com, JAKARTA- Kepala Kantor Bank Indonesia Perwakilan DKI Jakarta Doni P. Joewono menilai bahwa untuk menurunkan angka kemiskinan di Jakarta, Pemerintah Provinsi sudah pada jalur yang tepat.
"Jadi DKI Jakarta itu sudah benar track-nya untuk menurunkan [angka kemiskinan], maka fokusnya adalah yang pada [konsumsi] nonmakanan," kata Doni di Balai Kota DKI, Senin(1/8/2016).
Doni menerangkan bahwa angka kemiskinan dapat dihitung dari jumlah penduduk, pendapatan per kapita, dan juga garis kemiskinan itu.
Garis kemiskinan itu dapat dihitung dari segi konsumsi pembelian bahan makanan dan non makanan yakni seperti pendidikan, perumahan, dan juga transportasi.
Dia menuturkan bahwa yang paling banyak menyumbang tingginya angka kemiskinan yakni konsumsi non-makanan untuk DKI Jakarta.
"Jadi orang DKI Jakarta itu gajinya sebagian besar untuk perumahan, sewa rumah, kontrak rumah. Jadi gajinya orang Jakarta itu beda sama orang Jawa Tengah, sama Jawa Timur. Gaji orang DKI itu habis untuk transportasi, makanya jadi miskin gara-gara itu," tutur Doni.
Namun demikian, kata dia, garis kemiskinan di Jakarta mengalami tren penurunan dari tahun ke tahun. Supaya kemiskinan tidak naik, maka pendapatan per kapita juga harus naik. Pendapatan per kapita akan naik bila pertumbuhan ekonomi juga naik.