Bisnis.com, JAKARTA -- Bank Indonesia menilai rendahnya inflasi di Jakarta sepanjang 2015, yakni hanya sebesar 3,3% didorong oleh beberapa faktor.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik DKI, laju inflasi di Ibu Kota pada 2015 tercatat terendah selama lima tahun terakhir. Laju inflasi di Jakarta pada 2010-2014 adalah 6,21%, 3,97%, 4,52%, 8%, dan 8,95%.
Kepala Perwakilan BI Provinsi DKI Jakarta Donny P Joewono mengatakan turunnya laju inflasi didorong oleh lebih rendahnya harga komoditas kelompok administered prices, terutama untuk komoditas yang terkait dengan energi, seperti bensin, solar, bahan bakar rumah tangga.
"Perkembangan ini juga berdampak pada turunnya tarif dalam subkelompok tranportasi, terutama pada angkutan udara dan angkutan antarkota. Rendahnya harga komoditas-komoditas energi dan transportasi tersebut tidak terlepas dari perkembangan harga minyak internasional yang berada dalam tren menurun sepanjang tahun 2015," ujarnya Selasa, (5/1/2016).
Menurut Donny, relatif lebih rendahnya inflasi tahun 2015 dari tahun 2014 juga didorong oleh aktivitas perekonomian Jakarta yang juga lebih rendah dari tahun sebelumnya. Sebagai perbandingan, laju inflasi di Ibu Kota pada 2014 mencapai 8,95%.
"Kondisi ini menyebabkan terbatasnya tekanan inflasi dari sisi permintaan masyarakat," paparnya.
Di sisi lain, dia melanjutkan, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta juga terus berupaya untuk menjaga kestabilan harga pangan pokok, melalui perbaikan manajemen stok, operasi pasar dan perbaikan infrastruktur untuk memitigasi dampak banjir yang dapat menghambat distribusi bahan pangan.
Donny mengatakan koordinasi pengendalian inflasi antara Pemprov DKI Jakarta dengan Bank Indonesia dalam wadah Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi DKI Jakarta yang cukup intens.
"Salah satu buktinya adalah inflasi bahan pangan turun signifikan, yaitu dari 12,77% (yoy) akhir tahun 2014 menjadi 4,86% (yoy) pada akhir 2015. Koordinasi ini akan kami lakukan tahun depan," jelasnya.