Bisnis.com, JAKARTA -- Fakultas Teknik Universitas Kristen Indonesia (UKI) bekerja sama dengan Deutscher Akademischer Austrausch Dienst German Academic Exchange Service, dan Technische Universitat Berlin menggelar seminar "SMART CITIES Sustainable Urban Development", Sabtu (19/9/2015).
Seminar dibuka Rektor UKI Maruar Siahaan, dilanjutkan dengan sambutan dari Chair for Sustainable Planning and Urban Design Technische Universitat Berlin (TU Berlin) Raoul Bunschoten.
Acara dilanjutkan dengan pemaparan smart city dari Raoul Bunschoten, dan dilanjutkan dengan sesi urbanisasi dari Dirk Heinrichs, Chair for City Development and Urban Mobility TU Berlin.
Dirk menjelaskan, integrasi smart city harus diupayakan dengan aksesibilitas dan kemampuan komunikasi berbasis teknologi yang tinggi.
"Konsep dasar informasi dan komunikasi dalam smartcity adalah smart mobility. Komunikasi yang memudahkan. Misalnya, ketika kamu berbicara tentang macet kamu menggunakan teknologi untuk mengentaskannya. Jika teknologi tak membantu kita, itu semua sia-sia," jelas Dirk.
Menurut Dirk, yang mampu memberi kesempatan bagi pertumbuhan smart city adalah pemerintah setempat. Komitmen pemerintah untuk mengandalkan teknologi harus mulai dibina.
"Indikator pertama adalah pemerintah," jelas Dirk.
Untuk memulai menerapkan smart city, Dirk mengingatkan pemerintah harus melakukan banyak hal, misalnya riset, studi banding, dan kajian.
Dia pun menyatakan, smart city sudah diterapkan di Berlin dan sangat relevan untuk memecahkan masalah urbanisasi.