Insiden saling serang antara aparat dan warga terus terjadi sejak pagi hingga menjelang siang. Penduduk Kampung Pulo yang mengamuk bahkan membakar sebuah alat berat (ekskavator) yang ada di pinggir jalan. Kendaraan tersebut tadinya digunakan untuk membongkar bangunan tak bersertifikat yang ada berdiri di pinggir sungai Ciliwung.
Melihat kondisi yang kian tak menentu, Walikota Jakarta Timur Bambang Musyawardhana bersama Kapolres Jakarta Timur dan Kepala Satpol PP Jakarta Timur berbicara untuk melerai pertikaian agar tidak memakan korban.
Tak lama berselang, Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Tito Karnavian dan Wakapolda Metro Jaya Brigjen Pol Nandang Jumantara menyambangi lokasi.
Kedatangan petinggi Polda Metro Jaya tersebut merupakan imbas dari pernyataan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama. Ahok, sapaan Basuki memerintahkan semua jajarannya untuk tetap melakukan penggusuran bangunan dan membantu warga memindahkan barang-barangnya ke rusunawa Jatinegara Barat.
"Tidak apa-apa. Bakar-bakar saja [eskavator]. Saya sudah katakan Kapolda, pilihan cuma satu, kami harus tetap menambah pasukan untuk membereskan ini. Kalau tidak dibereskan sekarang, Jakarta akan tetap kacau," tegasnya, Kamis (20/8/2015).
Meski Ahok memerintahkan Tito menurunkan banyak pasukan, Kapolda Metro Jaya yang baru dilantik tersebut meminta semua pihak agar tetap tenang. Pasalnya, kata dia, pemerintah sudah melakukan pendekatan humanis dengan menyediakan 527 unit rusunawa di Jatinegara Barat. Rusunawa tersebut telah selesai dibangun oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PU PERA) dan siap untuk dihuni warga Kampung Pulo.
"Kami akan mem-back up pelaksanaan penertiban seperti yang sudah diinstruksikan oleh Gubernur DKI Jakarta. Kami berharap warga bisa mendapat kompensasi setimpal atas penggusuran ini. Kami menyangkan tindakan anarkis yang terjadi. Saat ini, saya minta kedua belah pihak tenang agar pemerintah bisa melanjutkan relokasi hingga selesai," tutur Tito.