Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kekeringan, Pemprov DKI Waspadai Gejolak Harga Cabai di Pasar

Pemprov DKI Jakarta mengantisipasi terjadinya gejolak harga bahan pokok seiring kekeringan yang melanda beberapa daerah produsen.
Bisnis.com, JAKARTA--Pemprov DKI Jakarta mengantisipasi terjadinya gejolak harga bahan pokok seiring kekeringan yang melanda beberapa daerah produsen. 
 
Kepala Biro Perekonomian DKI Adi Ariantara mengatakan pihaknya tengah memantau pergerakan harga serta kecukupan pasokan bahan makanan strategis di Ibu Kota. 
 
"Beberapa komoditas bahan pokok yang kami pantau a.l. beras, daging sapi, dan cabai. Dari semua jenis, kami mewaspadai potensi kenaikan harga cabai di pasar," ujarnya kepada Bisnis, Minggu (9/8/2015). 
 
Dia menuturkan kenaikan tersebut diakibatkan kekeringan yang terjadi di daerah pemasok yang tersebar di Jawa Barat. Keringnya cuaca di daerah penghasil tak pelak mengurangi panen lantaran banyaknya cabai yang rusak. 
 
Mengacu pada data yang diterima Bisnis, stok cabai merah di Pasar Induk Kramat Jati sepanjang minggu pertama Agustus mencapai 634 kg. Harga cabai rawit merah naik menjadi Rp69.364/kg dari sebelumnya Rp62.325/kg. Adapun, cabai merah keriting dibanderol Rp43.545/kg dari sebelumnya Rp40.026/kg. 
 
Menurutnya, tren kenaikan harga cabai di pasar induk terjadi lantaran mulai berkurangnya pasokan dari daerah penghasil. Apalagi, lanjutnya, saat ini masyarakat DKI Jakarta masih belum terbiasa mengonsumsi cabai olahan. 
 
"Kami mau ambil cabai dari jauh-jauh hari tak bisa karena Umur cabai itu sangat singkat, hanya empat hari. Kalau ada yang rusak ya tak bisa dijual. Jika pasokan berkurang drastis harga bisa melonjak," katanya.  
 
Terkait hal ini, dia sudah berkoordinasi dengan PD Pasar Jaya untuk memastikan pasokan bahan pokok, khususnya cabai. Salah satu langkah yang bisa dilakukan oleh Badan usaha Milik Daerah (BUMD) tersebut adalah menjalin hubungan dengan daerah penghasil cabai di Nusantara. 
 
"Saya minta PD Pasar Jaya untuk memperkuat koordinasi dengan produsen. Selain memastikan pasokan, distribusi juga harus lancar agar komoditas tak mengalami kerusakan kala pengiriman," ujar Adi. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper