Bisnis.com, JAKARTA - Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi DKI Jakarta Doni P. Joewono mengatakan ada tiga jenis komoditas yang berkontribusi inflasi cukup besar terhadap perekonomian Jakarta, yaitu sewa kontrak rumah, bahan bakar, dan bahan makanan.
"Tingkat inflasi DKI Jakarta pada Juni 2015 justru dipengaruhi oleh kenaikan komponen harga yang diatur oleh pemerintah (administered prices) untuk komoditas bensin pertamax dan tarif dasar listrik," ujarnya kepada Bisnis.com, Rabu (1/7/2015).
Mengacu pada data Badan Pusat Statistik, inflasi di DKI Jakarta pada Juni 2015 mencapai 0,35%. Kontribusi bensin sebanyak 0,0470% terhadap total inflasi, karena kenaikan harga pertamax beberapa waktu lalu. Selain itu, kenaikan tarif dasar listrik juga mendorong inflasi 0,0376%.
Kontrak atau sewa rumah menyumbang 0,0293%. Sementara itu, komoditas pangan yang berkontribusi ke inflasi a.l. daging ayam ras 0,0281%, cabai merah 0,0247%, telur ayam ras 0,0217%, kue basah 0,0197%, siomay 0,0167%, pepaya 0,0160%, daging sapi 0,0121%, apel 0,0096%, mie 0,0095 persen, dan bayam 0,0089%.
"Inflasi dari harga pangan terbilang tak naik signifikan karena Pemprov DKI dan pihak swasta gencar melaksanakan operasi pasar," paparnya.
Sebelumnya, PT Pertamina (Persero) menaikkan harga bahan bakar khusus (BBK) pada 30 Mei lalu. Harga BBM jenis Pertamax RON 92, naik Rp 500 per liter dari Rp8.800 per liter menjadi Rp9.300 per liter. Sementara Pertamax Plus naik menjadi Rp 10.200, sedangkan Pertamina Dex tetap pada harga Rp 11.900.