Bisnis.com, JAKARTA - DKI Jakarta sebaiknya mulai memikirkan untuk mencari alternatif sumber air baku lainnya, menyusul sumber air dari 2 sungai selama ini, Citarum dan Cisadane sudah mulai kritis alias mengkhawatirkan.
Peneliti dari Puslit Geoteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Rachmat Fajar Lubis mengatakan bahwa dalam skema ketahanan air, sumber air baku DKI Jakarta saat ini sangat bergantung dari luar DKI itu sendiri, yaitu Sungai Citarum dan Cisadane.
Menurutnya sumber air baku yang berasal dari kota DKI sendiri hanyalah berasal dari Kali Krukut, ini pun harus berhadapan dengan masalah kualitasnya yang terus menurun.
Namun, lanjutnya permasalahan utamanya adalah sumber air baku yang berasal dari luar DKI juga semakin intensif dipergunakan oleh wilayah tersebut akibat kebutuhannya yang juga terus meningkat.
"Pada suatu titik dimana kebutuhan air wilayah tersebut memerlukan sumber air yang sangat besar, dalam skala prioritas, DKI akan mengalami kekurangan air baku yang nyata," tuturnya kepada Bisnis, Minggu (21/6/2015).
Menurutnya secara statistik, layanan air bersih DKI Jakarta bahkan belum mencapai 90% dari total kebutuhan. Maka, konsumen yang belum menikmati layanan tersebut akan mencari sumber air baku sendiri baik air permukaan (sungai, situ, dll) maupun air tanah.
"Mayoritas pengguna saat ini adalah mengambil dari air tanah, karena pertimbangan kualitas dan ekonomi," tuturnya.
Namun demikian, permasalahannya saat ini di berbagai wilayah DKI Jakarta, kondisi air tanah telah kritis.
Menurutnya, pengguna air baik domestik (rumah tangga) maupun industri adalah makhluk ekonomi. Jika ada air baku yang lebih murah, maka itulah yang akan dipilih oleh konsumen.
Karena itu, lanjutnya, pemerintah harus menyediakan air baku yang lebih murah, mudah didapat dan berkualitas sama atau lebih baik dari air tanah yang digunakan saat ini.
DKI Harus Inovatif Cari Sumber Baru Air Baku
DKI Jakarta sebaiknya mulai memikirkan untuk mencari alternatif sumber air baku lainnya, menyusul sumber air dari 2 sungai selama ini, Citarum dan Cisadane sudah mulai kritis alias mengkhawatirkan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Puput Ady Sukarno
Editor : Rustam Agus
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
51 menit yang lalu