Bisnis.com, JAKARTA--Gubenur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama meresmikan pasar pedagang kaki lima (PKL) Lenggang Jakarta di kawasan IRTI Monas, Jakarta.
Pembukaan area Lenggang Jakarta merupakan komitmen pemerintah untuk memberdayakan dan menata PKL di Ibu Kota, khususnya di kawasan Monas.
"Selama ini PKL kurang memperhatikan masalah ketertiban umum, kebersihan, higienitas, dan estetika lingkungan. Kami ingin perbaiki hal ini dengan membangun pusat jajanan yang sesuai standar dan nyaman bagi konsumen," ujarnya setelah meresmikan area Lenggang Jakarta "Food & Culture Park" di IRTI Monas Jakarta, Jumat (22/5/2015).
Dia menuturkan Pemprov DKI berencana membangun area Lenggang Jakarta kedua di kawasan budaya Setu Babakan.
Menurutnya, area tersebut memiliki potensi besar karena adanya komunitas warga Jakarta asli yang masih melestarikan kearifan Betawi, misalnya makanan, seni budaya, hingga bangunan.
Selain kawasan budaya Setu Babakan, pria yang akrab disapa Ahok ini akan merevitalisasi area bawah jembatan layang dan beberapa trotoar untuk dijadikan pusat PKL.
"Saya juga mau memasukkan PKL DKI yang sudah terdaftar dan terlatih untuk masuk mall. Saat ini mall yang sudah menampung UKM itu Emporium Mall. Rencananya Kota Kasablanka juga akan kami dekati," ujarnya.
Untuk membangun Lenggang Jakarta, Pemprov DKI bekerja sama dengan REKSO Group melalui program tanggung jawab sosial (Corporate Social Responsibility/CSR).
Direktur Utama REKSO Group Sukowati Sosrodjojo mengatakan niat Pemprov DKI menata PKL sejalan dengan misi perusahaan.
"Kami berupaya melatih dan memberikan lokasi bagi pedagang. Dana yang dikucurkan perusahaan untuk membangun Lenggang Jakarta senilai Rp15 miliar. Itu semua dana CSR," ujarnya.
Berdasarkan data Dinas UMKM DKI, sebanyak 329 PKL telah diverifikasi dan mengikuti pelatihan, sementara sedikitnya 10 PKL masih harus melakukan pelatihan susulan pada Juni mendatang.
Lebih lanjut, jumlah PKL yang sudah melapor dan menandatangani kontrak ada 302 pedagang dengan rincian: 126 pedagang kuliner dan 176 pedagang nonkuliner.