Bisnis.com, JAKARTA - Para pedagang kaki lima (PKL) di lokasi binaan Lenggang Jakarta, Monas mengeluh karena kurangnya jumlah pengunjung jika dibandingkan dengan lokasi sebelumnya.
Menurut salah satu pedagang di Lenggang Jakarta Emi Wati, pedagang sate padang ia mengaku daya jual di Lenggang Jakarta masih rendah. Hal ini dikarenakan masih kuatnya persaingan dengan PKL lain di luar Lenggang Jakarta yang masih berdagang secara liar di kawasan Monas.
"Saya sudah ada sebulan masuk disini, tetapi belum ada daya jual beli.Saya minta pintu utama dibuka, jadi orang bisa lewat dan lihat kalau ada tukang jualan," ucapnya.
Emi mengaku seringnya pembeli lakukan membeli dagangan untuk dibawa pulang. Alhasil aktivitas Lenggang Jakarta sejak soft launching pada 17 April lalu hingga hari ini masih nampak sepi.
"Padahal modal bisa Rp300.000 sehari, tapi kalau sehari dapat Rp100.000 saja sudah syukur," ungkapnya.
Menanggapi hal itu, Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat seusai menghadiri upacara bendera peringatan Hari Kebangkitan Nasional ke-107 langsung mengunjungi Lenggang Jakarta.
"Ya kan belum diresmikan, baru soft launching, besok Jumat baru grand opening," ujar Djarot santai.
Menurutnya, tingkat kehadiran pengunjung juga dilihat dari tingkat harganya.Pedagang juga akan ditarik retribusi senilai Rp4000 secara autodebet. Hal ini mengingat pengelola membutuhkan 20% dari harga diambil untuk fasilitas air, kebersihan, dan lainnya.
Djarot menilai solusi membuka pintu depan agar menambah jumlah pengunjung bisa dilakukan. Lagipula Djarot meyakini bahwa Monas cukup strategia dan tempatnya pasti ramai.
"Kalau misal malam ada event ada gambang kromong ada band ada musik, rame enak suasananya. Dan kalau harga relative itu ya, kalau masakannya enak itu akan dicari orang," ucapnya.