Bisnis.com, BOGOR-- Kekosongan kursi wakil bupati (wabup) Bogor sebagai pendamping Bupati Nurhayanti hingga kini belum juga menemukan titik terang.
Padahal, sudah dua bulan lebih pasca-penetapan bupati definitif Nurhayanti, seharusnya nama wabup harus ditentukan untuk menjalankan roda pemerintahan di tanah Tegar Beriman tersebut.
Salah satu calon wabup terkuat dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yakni Ade Munawaroh yang tak lain adalah adik kandung mantan Bupati Bogor Rahmat Yasin belum memastikan kelanjutan pencalonannya itu.
Dia mengatakan, dasar penetapan wakil bupati secara resmi telah disampaikan Kementerian Dalam Negeri ke Gubernur Jabar yang juga ditembuskan pada Bupati dan DPRD Bogor.Isi surat Mendagri menyatakan bahwa proses penetapan wabup bisa menggunakan Undang-undang No. 8/2015 tentang pemilihan wakil bupati bisa dipilih oleh DPRD.
"Nah, sementara peraturan pemerintah kan belum ada jadi bisa gunakan PP No. 49/2008 yang menyatakan bahwa bupati menyodorkan dua nama untuk dipilih DPRD sejauh tidak menyalahi juklak juknis yang ada," katanya, Senin (18/5/2015).
Kedua dasar itu justru saat ini tengah menjadi bola liar di legislatif. Fraksi dari Gerindra dan Golkar menolak rekomendasi yang disodorkan Mendagri Tjahjo Kumolo itu dengan alasan PP 49/2008 telah dicabut.
"Mengenai UU ini ya harus dijalankan nanti tergantung dewan," ujarnya.
Adapun dua nama seperti amanat UU tersebut belum jelas apakah dari kader PPP atau ada juga nama dari partai lainnya. Sebelumnya, nama pengacara Farhat Abbas sempat beredar untuk maju jadi wabup atas dorongan langsung PPP Pusat kubu Djan Faridz.
WAKIL BUPATI BOGOR: Sudah 2 Bulan Belum Ada Titik Terang
Kekosongan kursi wakil bupati (wabup) Bogor sebagai pendamping Bupati Nurhayanti hingga kini belum juga menemukan titik terang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Miftahul Khoer
Editor : Nancy Junita
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
8 menit yang lalu
Emiten Farmasi Dibayangi Impak Depresiasi Mata Uang pada 2025
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
21 jam yang lalu