Bisnis.com, JAKARTA-- Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) akan bekerja sama dengan PT Pelindo II dan PT Kereta Api Indonesia membangun Kawasan Berikat Nusantara atau kawasan ekonomi khusus di tiga pulau reklamasi.
SIMAK: Foto-foto Kerasnya Latihan Fisik Pramugari China
Menurut Ahok, pembangunan tersebut bertujuan untuk menekan biaya logistik.
"Kami ingin bangun kawasan logistik, kawasan berikat nusantara, baru yang terintegrasi dengan kawasan industri," ujarnya di Balai Kota, Senin (11/5/2015).
BACA JUGA: PROSTITUSI ONLINE: 3 Artis Ini Terlibat?
Dijelaskan, jika kerja sama tersebut bisa dilakukan dengan mekanisme joint venture. Pemerintah DKI, kata dia, bisa meminta PT Jakarta Propertindo untuk membuat anak perusahaan dan bekerja sama dengan anak perusahaan yang akan dibuat oleh Pelindo II.
Sebelumnya, Ketua Tim Gubernur untuk Percepatan Pembangunan Sarwo Handayani menargetkan 17 pulau reklamasi di Teluk Jakarta rampung pada 2020. Tujuh belas pulau dengan luas 5.100 hektare atau setara dengan luas Jakarta Pusat akan dibangun menjadi pusat industri, perdagangan, permukiman, dan pengolahan limbah.
Ahok menuturkan, pembangunan Kawasan Berikat Nusantara di pulau reklamasi itu juga bisa mengurangi lahan penyimpanan peti kemas di area Pelabuhan Tanjung Priok. Menurut dia, letak peti kemas yang berserakan akan menambah ongkos distribusi karena menghambat operasional bongkar muat di pelabuhan. Ahok menargetkan kerja sama itu bisa rampung segera.
"Kalau bisa tahun ini kami kerjakan," tuturnya.
Kawasan Ekonomi Khusus
Menurut Direktur Utama Pelindo II R.J Lino, Pemerintah DKI dan pihaknya bisa menjadikan pulau reklamasi sebagai kawasan ekonomi khusus maupun Kawasan Berikat Nusantara.
"Dalam pulau reklamasi tersebut nanti bisa dibangun pelabuhan dan cargo center," ujarnya.
Untuk pengelolaan kawasan tersebut, kata dia, bisa diserahkan pada anak perusahaan yang akan dibuat oleh Pelindo II dan anak perusahaan yang akan dibuat oleh PT Jakpro dengan sistem joint venture.
R.J Lino mencontohkan jika kawasan ekonomi khusus itu tak segera dibangun, maka biaya logistik melalui angkutan darat di DKI yang mencapai 3,5 US dollar per kilometer tak akan bisa dikurangi.
"Biaya logistik 3,5 kali lipat lebih mahal dibandingkan rata-rata biaya distribusi di dunia," katanya.
R.J Lino berharap dengan pembangunan pulau reklamasi sebagai kawasan ekonomi khusus maka akan mengurangi kepadatan di Pelabuhan Tanjung Priok yang berdampak pada berkurangnya biaya distribusi barang.
"Kalau kawasan itu terbentuk, maka peti kemas juga bisa disimpan di sana, sehingga biaya logistik bisa bersaing," katanya.