Bisnis.com, JAKARTA-- Harga barang-barang di DKI Jakarta mengalami inflasi sebesar 0,27% pada April 2015. Nilai inflasi di DKI pada April 2015 naik 8 poin dari inflasi bulan sebelumnya yang mencapai 0,19%.
Kepala BPS DKI Jakarta Nyoto Widodo mengatakan faktor pendorong inflasi pada April terjadi karena kebijakan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) oleh pemerintah pusat.
"Naiknya harga BBM tak pelak membuat harga di DKI Jakarta meningkat 0,27%. Harga di tingkat konsumen di Ibu Kota ikut menanjak," katanya dalam konferensi pers Perkembangan Indeks Harga Konsumen/Inflasi DKI Jakarta, Senin (4/5/2015).
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), Inflasi yang terjadi pada April 2015 disebabkan naiknya harga-harga pada kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 1,27%; kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 0,41%; kelompok kesehatan 0,34%, kelompok sandang 0,25%, dan kelompok perumahan, air, listrik, dan gas 0,03%.
Beberapa komoditas yang memberikan sumbangan inflasi cukup besar antara lain bensin (0,1775%), angkutan udara (0,0666%), tarif kereta api (0,0522%), nasi dengan lauk (0,0425%), emas perhiasan (0,0208%), dan tomat sayur (0,0119%), kontrak rumah (0,0109%), bawang merah (0,0108%), dan pisang (0,0069%). Dari banyak kelompok pengeluaran, Nyoto mengatakan ada satu kelompok yang mengalami penurunan harga atau deflasi.
"Kelompok makanan justru mengalami deflasi sebesar 0,89%. Jenis bahan makanan yang mengalami penurunan harga antara lain sub padi-padian, umbi-umbian, dan ikan yang diawetkan," katanya.
Dari 82 kota yang diteliti, sekitar 72 kota di Indonesia mengalami inflasi pada April 2015. Kota yang mengalami inflasi tertinggi adalah Tual (1,31%), sementara kota dengan nilai inflasi terendah diraih oleh Cilacap (0,02%).
"Jakarta menempati urutan 52 dari seluruh kota di Nusantara yang mengalami inflasi," tandasnya.