Bisnis.com, BEKASI—Pemerintah Kota dan Kabupaten Bekasi diharapkan segera menata sarana transportasi umum dalam kota menyusul rencana pengoperasian rel dwiganda (double-double track) kereta pada 2015.
Djoko Setijowarno, pengamat angkutan massal dan Wakil Bidang Riset dan Advokasi Masyarakat Transportasi Indonesia, mengatakan keberadaan jalur baru tersebut perlu dimaksimalkan oleh kedua wilayah administratif pendukung Ibu Kota Jakarta tersebut.
Dengan besarnya jumlah komuter atau penduduk yang beraktifitas harian di Jakarta, jelasnya, Pemerintah Kota dan Kabupaten Bekasi perlu menata ulang trayek angkutan umum yang menghubungkan kawasan perumahan dengan stasiun kereta rel listrik (KRL).
Upaya tersebut, ungkapnya, mendesak dilakukan dalam waktu yang tersisa jelang operasional double-double track pada 2015.
"Minimal sarana angkutan yang ada ditata trayeknya," katanya kepada Bisnis, Minggu (17/8).
Djoko menuturkan dalam jangka waktu yang lebih panjang pemerintah daerah juga perlu menjajaki usaha penambahan kapasitas angkut transportasi umum dalam kota/kabupaten.
Selain itu, jelasnya, pemerintah digharapkan dapat menambah stasiun baru sebagai akses tambahan untuk memaksimalkan layanan kereta listrik. "Dapat juga menambah stasiun baru jika diperlukan."
Penataan tersebut, lanjut Djoko, perlu didukung dengan pembentukan badan hukum penyedia jasaa transportasi, seperti koperasi. Dengan begitu, dia menuturkan pemerintah dapat memberikan bantuan berupa subsidi guna menyediakan layanan transportasi yang murah bagi masyarakat.
"Transportasi umum yang sudah ditata harus disubsidi agar masyarakat mendapatkan transportasi murah. Dibuatkan badan hukum degan berkonsorsium, paling mudah koperasi dan itu pasti bisa asalkan Pemkot/Pemkab Bekasi bersungguh-sungguh," katanya.
Sebelumnya, Djoko mengatakan dengan kondisi kemacetan yang semakin parah Kota Bekasi yang dipenuhi sejumlah kawasan perumahan tersebut justru sangat memerlukan feeder.
Sarana transportasi pengumpan tersebut, jelasnya, akan menghubungkan sejumlah kawasan perumahan dengan pusat transportasi massal, yakni stasiun KRL di Kota Bekasi.
Dia mengatakan pemanfaatan KRL secara maksimal menjadi prioritas utama bagi Kota Bekasi dengan tingginya aktifitas masyarakat ke arah Ibu Kota.?
Sementara itu, Dinas Perhubungan Kota Bekasi tengah menyusun rekayasa lalu lintas dalam rangka menghadapi operasional double-double track kereta.
Rekayasa tersebut dilakukan sebab pengoperasian jalur baru itu pada 2015 akan berdampak pada penutupan sejumlah perlintasan sebidang kereta di wilayah setempat.
Dishub mencatat sedikitnya ada tujuh perlintasan sebidang kereta di wilayah setempat yang akan terkena penutupan untuk mendukung pengoperasian rel empat jalur itu.
Ketujuh perlintasan tersebut, yakni di Jalan Perjuangan, Jalan Agus Salim, Kampung Mede, belakang Pasar Baru, Ampera, Bulak Kapal, dan perbatasan Kabupaten Bekasi di Sasak Jarang.
Kepala Dishub Kota Bekasi Supandi Budiman mengatakan rekayasan lalin tersebut bisa diupayakan melalui pengalihan arus lalu lintas kendaraan ke sejumlah jalur laternatif hingga pembangunan jalan layang.
Dia mencontohkan, rekayasa lalin di Jalan Perjuangan, akan diupayakan pihaknya melalui pengalihan kendaraan ke jembatan layang KH NOer Alie Summarecon.
Kondisi serupa juga akan diterapkan di belakang Pasar Baru dan Kampung Mede dengan mengalihkan kendaraan ke Jalan Underpass, Bekasi Timur.
Jelang Double-double Track, Bekasi Diminta Tata Transportasi Umum
Pemerintah Kota dan Kabupaten Bekasi diharapkan segera menata sarana transportasi umum dalam kota menyusul rencana pengoperasian rel dwiganda (double-double track) kereta pada 2015.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Oktaviano DB Hana
Editor : Rustam Agus
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
14 jam yang lalu