KADISDIK DKI Berencana Mundur, Ini Alasannya

Bisnis.com, JAKARTA -- Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta Lasro Marbun mengisyaratkan mundur dari jabatannya dikarenakan tugas yang diberikan telah selesai dilaksanakan.

Menurut Lasro, pemimpin harus memahami sampai mana tugas dibebankan kepada dirinya.

Lasro mencontohkan pemimpin Amerika Serikat George Washington yang enggan memimpin kembali negara adidaya tersebut walaupun diminta oleh warganya untuk bertahan.

"Nah, saya sebagai bagian dari bangsa ini dan sebagai bagian dari pegawai negeri, saya memahami beban tugas yang diberikan kepada saya," kata Lasro di Balai Kota, Kamis (7/8/2014).

Lasro menuturkan tugas yang diberikan gubernur DKI dan wakil gubernur DKI sebagai Kepala Dinas Pendidikan kepadanya ada tiga, yaitu mengoreksi hal-hal yang perlu dikoreksi, mendinamisasi kemapanan, dan membuat pembaharuan.

Selama memegang jabatan Kepala Dinas Pendidikan sejak Februari 2014, Lasro menilai dirinya telah selesai menuntaskan ketiga tugas tersebut.

"Selama ini, saya sudah melakukan itu tentu di bawah bimbingan, arahan, dan perintah dari gubernur dan wagub. Akhir Juni, saya laporkan kepada beliau, tugas itu telah bermuara pada tatanan yang lebih mapan untuk pergerakan yang lebih progresif," lanjutnya. 

Pada kesempatan ini, Lasro juga menyampaikan bantahan mengenai kabar dirinya terbebani dan frustasi dengan anak buahnya di Dinas Pendidikan DKI.

Mantan Kepala Biro Organisasi dan Tata Laksana DKI tersebut menegaskan semua anak buahnya berkomitmen melakukan perubahan yang baik.

"Kalau enggak komit, saya enggak mungkin dapat anggaran yang besar dan melaksanakan program-program Dinas Pendidikan. Di sana juga terjadi perubahan-perubahan dan sepengetahuan saya tidak ada yang oposisi. Mereka mendukung saya untuk perubahan dan perbaikan ini," tegasnya.

Sebelumnya, Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki 'Ahok' Tjahaja Purnama mengatakan Lasro mengungkap banyak hal tentang alasannya mundur dari jabatannya. Salah satunya karena sifat anak buahnya yang susah diatur.

"Lasro memang enggak tahan, stresnya terlalu tinggi di dinas. Dia minta pindah, enggak sanggup di situ," ucap Ahok.