Bisnis.com, JAKARTA - Laju inflasi Juni DKI Jakarta mulai bergerak naik yakni 0,41% dari bulan sebelumnya, April 2014, yang hanya 0,05%.
Dengan demikian secara year on year (YoY) atau dua belas bulan ke belakang laju inflasi Ibu Kota mencapai 7,09%.
Kepala BPS DKI Jakarta Nyoto Widodo mengatakan kenaikan inflasi tersebut dipicu oleh kenaikan harga pada kelompok bahan makanan dengan kontribusi mencapai 0,76%.
"Inflasi Juni mulai bergerak meningkat dibandingkan Mei, sekarang 0,41% dan Januari 0,05%. Kenaikan ini dipicu karena naiknya harga bahan makanan," ujarnya dalam rilis yang diterima Bisnis, Selasa (1/7/2014).
Indeks kelompok bahan makanan, lanjutnya, pada bulan Juni mencapai 121,77 lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya, yakni 120,85.
Ada 9 kelompok bahan makanan yang mengalami inflasi, yakni kelompok daging sebesar 2,73%, sayur-sayuran 1,72%, telur dan susu 1,61%, bumbu-bumbuan 0,54%, lemak dan minyak 0,41%, bahan makanan lainnya 0,31%, ikan segar 0,23%, padi dan umbi-umbian 0,16%, dan kacang-kacangan mencapai 0,06%.
Untuk dua kelompok bahan makanan lainnya mengalami deflasi, seperti buah-buahan 0,72% dan ikan yang diawetkan mengalami deflasi 0,31%.
"Banyak peningkatan permintaan komoditi seperti daging ayam ras, telur ayam, dan lain sebagainya sehingga memacu kenaikan harga dan berpengaruh pada inflasi," ucapnya.
Untuk mengantisipasi adanya kenaikan harga dan kelangkaan bahan pangan, tambah Nyoto, harus melakukan kerjasama dengan daerah lain yang mempunyai kelebihan pasokan.
"Jakarta bukan penghasil. Kita enggak punya lahan sehingga ketahanan pangannya juga harus terjamin. Kerjasama pemprov dengan pemda daerah lain dapat membantu, seperti daging kerjasama dengan NTT," tutur Nyoto.
Kepala Bidang Statistik Distribusi Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi DKI Jakarta Dody Rudyanto menuturkan untuk menekan angka inflasi pada bulan depan, Pemprov DKI harus melakukan operasi pasar dan pasar murah menjelang hari raya Idul Fitri agar harga pangan tidak terlalu tinggi.
"Kendalikan harga dengan operasi pasar, penjagaan suplly sehingga harga tidak terlalu tinggi. Jalur pendistribusian barang harus diperhitungkan agar harga tidak melonjal naik," kata Dody.
Selain kelompok bahan pangan yang berkontribusi besar dalam kenaikan inflasi, kelompok lain yang mengalami kenaikan, antara lain jasa perawatan jasmani 3,05%, bahan bakar, penerangan dan air 1,57%, perawatan jasmani dan kosmetika 1,18%, barang pribadi dan sandang lain 0,73%, tembakau dan minuman beralkohol 0,38%, penyelenggaraan rumah tangga 0,35%, perlengkapan rumah tangga 0,25%, dan biaya tempat tinggal 0,12%.
Sementara itu, kinerja ekspor produk DKI Jakarta pada Mei 2014 tercatat US$875,37 juta turun 6,62% dibandingkan bulan sebelumnya US$937,45 juta. Demikian pula jika dibandingkan dengan Mei 2013 yang lebih rendah mencapai 8,24%.
Inflasi DKI Jakarta Makin Terasa
Laju inflasi Juni DKI Jakarta mulai bergerak naik yakni 0,41% dari bulan sebelumnya, April 2014, yang hanya 0,05%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Yanita Petriella
Editor : Rustam Agus
Topik
Konten Premium