Bisnis.com, JAKARTA - Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menanggapi dengan ketus dirinya dinilai tidak nasionalis, karena memilih perusahaan asing untuk pembersihan Monumen Nasional (Monas).
"Ini kalau mau nasionalisme sempit, jangan pakai mobil buatan Eropa, jangan beli mobil Cina. Gunting kuku aja belum bisa bikin," ucapnya di Balai Kota, Senin (5/5/2014).
Ahok juga menyindir pihak-pihak yang protes mengenai pilihannya yang menyerahkan tugas pembersihan Monas ke perusahaan asal Jerman, Kaercher.
"Masih banyak monumen lain seperti Patung Pancoran, patung Selamat Datang udah pada dekil, kok enggak nawarin gue? Itu Kota Tua juga mau dibersihin, tapi enggak ada yang mau bersihin. Kalau mau bersihin ya bersihin saja. Terus sekalian promosi," pungkasnya.
Mantan Bupati Belitung ini tidak mau menyerahkan tanggung jawab pembersihan Monas kepada suatu pihak dengan asal-asalan.
Ada beberapa kriteria yang harus dipenuhi oleh perusahaan yang diberi tanggung jawab.
"Untuk bersihin Monas, kita tentuin kriterianya. Harus yang berpengalaman bersihin monumen dunia dong, terus bisa iklan enggak di luar negeri?" lanjutnya.
Menurut Ahok, apabila pembersihan Monas ini berhasil nantinya DKI Jakarta dan Monas akan mendapat kesempatan dipromosikan secara luas hingga ke luar negeri.
Sebelumnya, Ahok menunjuk perusahaan asing Jerman, Kaercher untuk membersihkan Monas yang dimulai hari ini hingga tanggal 18 Mei.
Penunjukkan pihak asing ini mendapat protes dari Asosiasi Rope Access Indonesia (ARAI) dan Asosiasi Pengusaha Klining Servis Indonesia (Apklindo) yang telah mengajukan jasa pembersihan Monas sejak 2010.
PERAWATAN MONAS OLEH PERUSAHAAN ASING: Dikritik, Begini Tanggapan Ahok
Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menanggapi dengan ketus dirinya dinilai tidak nasionalis, karena memilih perusahaan asing untuk pembersihan Monumen Nasional (Monas).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Annisa Sulistyo Rini
Editor : Sepudin Zuhri
Topik
Konten Premium