Bisnis.com, JAKARTA -- Masih ingat dengan nama Haji Lulung, yang pernah meminta Ahok untuk memeriksa kesehatannya jiwanya?
Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki 'Ahok' Tjahaja Purnama membantah dirinya ada permasalahan dengan Abraham Lunggana alias Haji Lulung, salah satu politisi dari Partai Persatuan Pembangunan.
Ahok menyatakan hubungannya dengan Abraham Lunggana dan anggota lain PPP di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah DKI sangat baik. Dia juga menyambut baik rencana koalisi antara Partai Gerindra dengan PPP.
“Mana ada slek-slekan? Enggak ada itu, hubungan kita baik-baik saja. Aku sering telepon-teleponan sama Haji Lulung,” ujarnya di Balai Kota, Senin (24/3/2014).
Dia menuturkan hubungan baik dengan seluruh anggota Partai PPP sudah terjaga sebelum ada rencana koalisi antara Partai Gerindra dengan PPP.
Sebelumnya, Abraham Lunggana pernah mengimbau Ahok untuk memeriksa kesehatan jiwanya.
Dia juga pernah tersinggung dengan pernyataan Ahok yang mengatakan ada oknum DPRD bermain dalam tindakan penertiban pedagang kaki lima di Pasar Tanah Abang.
Sekelompok massa pendukung Abraham Lunggana pun pernah mendatangi Balai Kota pada pertengahan 2013, untuk menuntut Ahok meminta maaf pada Lulung yang menjabat Wakil Ketua DPRD DKI tersebut.
Kader Partai PPP tersebut selalu absen pada setiap rapat paripurna yang dihadiri Ahok.
Menurut Ahok, tindakan Abraham Lunggana tersebut wajar dilakukan karena merupakan kritikan seorang teman agar dirinya tetap berjalan dalam koridor aturan yang benar.
“Ya, wajar dong, kalau teman baik suruh cek kesehatan jiwa. Takut gila akunya. Biasa saja, kok,” tutur Ahok.
Mantan Bupati Belitung Timur ini tidak takut terhadap ancaman pemakzulan dirinya bila menjadi Gubernur DKI oleh DPRD DKI.
“Memangnya aku presiden pakai di-impeachment segala. Bagus dong kalau di-impeachment, aku jadi presiden dong. Kalau gitu tahun 2017 enggak usah milih saya lagi,” ucap Ahok.
Menurut Ahok, saat ini ia hidup di bawah konstitusi sehingga tidak perlu mengkhawatirkan pihak yang akan mengoposisi dirinya.
"Kalo kamu enggak suka sekelompok orang, 1.000 orang bilang enggak suka, terus turun gitu? Kalau gitu kamu turunin SBY melalui 1000 orang. Mesti turun? Ini konstitusi kan, enggak bisa begitu," terangnya.